PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM LENGKAP (KEPERCAYAAN, SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA DAN POLITIK)
PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam. Kebudayaan yang ditimbulkan dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. sebelum kedatangan Islam, Bangsa Arab sudah memiliki peradaban tersendiri. Berikut ini adalah penjelasan tentang agama dan peradaban bangsa Arab sebelum Islam datang.
Pada mulanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan meyakini ajaran agama Nabi Ibarahim dan nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, “Hanif” artinya benar dan lurus. Karena itu, sejak dulu ajaran tauhid suda mengakar di hati masyarakat Arab. Pembauran dan pergaulan dengan bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka. Tetapi seiring berjalannya waktu, ajaran tersebut mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan yang dilaukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan, dan bangsa Arab sendiri telah meninggalkan ajaran nabi Ibrahim as dan beralih menyembah berhala atau penganut agama wasani.
Menurut Hasan Ibrahim Hasan, agama wasani dibawa oleh Amru ibn Luhay al Khuza’i. ia membawa berhala atau patung dari Syam ke Ka’bah. Diceritakan bahwa Amru mengalami sakit keras, kemudiandia pergi ke Syam untuk berobat di pemandian yang suda terkenal bisa menyembuhkan penyakit.ketika sampai di Syam, dia mandi di tempat tersebut, dan sembuh. Di Syam, Amru melihat penduduknya menyembah berhala-berhala. Berhala-berhala tersebut kata penduduk setempat, dapat mendatangkan hujan, mengalahkan musuh, dan atas permintaan Amru dia membawa berhala tersebut ke Mekkah, kemudian meletakkannya di Ka’bah. Bukan hanya berhenti di situ, dia juga menyeru penduduk Mekkah, Madinah dan Hijaz untuk menyembah berhala-berhala tersebut. Ajakan ini disambut baik oleh penduduk Mekkah karena Amru dianggap sebagai tokoh yang dapat dipercaya.
Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy mayoritas menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari batu, kayu dan logam. Menurut Ibnu Kalbi yang menyebabkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu ialah barang siapa yang meninggalkan kota Mekkah harus membawa batu yang diambil dari batu-batu yang ada di tanah Haram Ka’bah. Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan untuk memperlihatkan cinta mereka terhadap kota Mekkah. Kemudian di setiap tempat persinggahan, mereka meletakkan batu itu dan berthawaf mengelilinginya seperti mengelilingi ka’bah. Proses ini berlangsung terus menerus dan akhirnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.
Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika ka’bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Kemudian pasukan yang dipimpin oleh Amru ibn Luhay al Khuza’I datang ke Mekkah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudia Amru ibn Luhay meletakkan sebuah berhala besar yang bernama Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentu patung manusia, yang ditempatkan di sisi ka’bah.
Beberapa berhala yang disembah penduduk Arab sebelum Islam adalah berhala tertua dan terbesar Latta di Thaif, berhala Uzza di Hijaz dan berhala Mana di Yasrib (Madinah). Berhala di lingkungan ka’bah sendiri jumlahnya mencapai lebih dari 360 buah, sehingga memenuhi lingkungan ka’bah. Banyaknya jumlah patung dan berhala tersebut karena setiap kabilah di Arab masing-masing memiliki berhala sendiri-sendiri sebagai sesembahan bagi mereka. Disamping beragama wasani, sebagian penduduk Arab juga beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi. Agama Yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM, mula-mula di Mesir pada zaman nabi Musa as. Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke jazirah Arab sekitar abad ke 4 M. Agama Nasrani berkembang di Jazirah Arab karena mendapat bantuan dari kerajaan Romawi dan Habsyi.
Perlu diketahui, ketika Islam lahir di Jazirah Arab, terdapat dua kerajaan besar masa itu, yaitu Persia dan Byzantium (Romawi). Kekaisaran Persia menganut agama Majusi, yang menyembah api dengan kitab suci Zend Avesta. Sedangkan kekaisaran Byzantium menganut agama Nasrani dengan kitab sucinya Injil.
Beberapa pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya Islam antara lain sebagai berikut:
- Menyembah malaikat, diantara Bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan menuhankan malaikat. Di kota Mekkah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa malaikat itu adalah putera puteri Tuhan.
- Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin da ruh-ruh leluhur mereka atau menganggap batu-batu sebagai makhluk yang terhormat. Bahkan di suatu tempat jin yang terkena dengan nama “Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang di tempat itu agar selamat dan terhindar dari segala bencana.
- Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang adalah matahari, bulan dan bintang-bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari, mereka menganggap bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
- Menyemba berhala, sebagian besar bangsa Arab menyembah berhala atau arca-arca yang terbuat dari batu, kayu dan logam yang mereka buat sendiri dan dengan selera mereka sendiri untuk kemudian mereka sembah.
Disamping itu, sebelum Islam datanag orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara lain:
- Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular menggigit usus manusia
- Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan keyakinan untuk menambah kekuatan
- Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor kambing.
- Kebudayaan Masyarakat Arab sebelum Islam
2. Kebudayaan Masyarakat Arab sebelum Islam
Kebudayaan masyarakat Arab sebelum Islam datang sering disebut sebagai kebudayaan jahiliyah. Menurut sejarawan Ahmad Amin, jahiliyah mengandung arti sifat-sifat ringan tangan, keras, kau dan berbangga diri pada sukunya. Kebalikan dari sifat-sifat itu adalah ketenangan jiwa, rendah hati, menyandarkan diri pada amal saleh dan bukan kepada keturunan. Kata jahiliyah berasal dari kata jahl, bukan dimaksudkan lawan dari ilm, melainkan lawan dari hilm. Sebab bangsa Arab sebelum Islam suda mengenal beberapa cabang ilmu pengetahuan, terutama seni sastra. Julukan jahiliya lebih disebabkan karena kondisi kemerosotan moral mereka.
Sejarawan Hasan Ibrahim Hasan mengatakan, sejarah Arab sebelum Islam disebut jahiliyah karena dua factor:
- Tidak ada satu kesatuan dalam bingkai satu Negara dengan satu kepemimpinan yang kuat dan kokoh, mereka tidak mempunyai aturan sehingga yang kuat bisa menindas yang lemah
- Sebagian besar penduduknya buta huruf dan hanya sedikit sekali yang bisa membaca dan menulis
3. Kehidupan Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam
Tata social bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela pendirian. Mereka tidk mau menguba pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu.
Moral dan perilaku bangsa Arab yang sangat rusak sehingga mereka disebut kaum jailiyah “yang bodoh”, diantaranya berjudi dan minum-minuman keras dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan perpecahan antar suku. Yang lebih buruk lagi moralnya adalah mengubur bayi perempuan mereka hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu tida berguna dan hanya menyusahkan orang tua. Diantara suku yang melakukan perbuatan keji dan tidak berperikemanusiaan itu adalah suku bani Tamim dan suku bani Asad.
Kehidupan perekonomian masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banya penduduk yang hiudpnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui, yang mata pencahariannya beternak unta dan biri-biri. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang lain mencari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka yang mendiami daera subur di sekitar oase seperti Thaif. Di tempat ini mereka menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal di perkotaan biasanya mereka berdagang. Mereka dinamakan ahlul Hadhar. Kehidupan social ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh karena itu, bangsa Arab Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka melakukan perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. Di kota Mekkah terdapat pusat perdagangan, yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan-bulan tertentu seperti Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram.
Bangsa Arab sebelum Islam sudah mengenal beberapa cabang ilmu pengetahuan, terutama seni sastra dan Bahasa. Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dlam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Setiap tahun di pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinah dan Zul Majaz. Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina atau sebaliknya menghinakan seseorang yang tadinya terhormat.
Satu-satunya alat publistik yang amat luas lapangannya yaitu Khitabah. Di samping sebagai penyair, orang-orang Arab jahiliyah juga fasih berpidato dengan bahasa yang indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu mereka mendapat derajat tinggi seperti para penyair. Slah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan majelis atau nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajah, bertanding pidato, tukar menukar informasi/berita dan sebagainya. Seperti Nadi Quraisy dan Darun Nadwah yang berdiri di smaping ka’bah sebagian dri nadwah mereka.
Disamping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu. Diantara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu Negara mereka diserang oleh Bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa Arab belajar banyak ilmu astronomi.
Pada aspek politik dan hokum, kehidupan mereka tidk ada persatuan antar beberapa suku, bakan mereka terbiasa berperang antar suku karena hal-hal sepele seperti memperebutkansumber air. Tidak ada hokum yang disepakati untuk ditaati bersama, karena itu siapa yang kuat dialah yang menang dan berkuasa, yang lemah pasti pada posisi tertindas. Masyarakat seperti ini disebut sebagai kanibal, yaitu masyarakat yang situasi kehidupan sosialnya melakukan segala cara untuk meraih tujuan.
Dalam bidang social politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki system pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir, yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Di luar itu seorang syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.
Dari uraian tersebut, tentu kita dapat menilai betapa beratnya perjuangan yang dilaukan oleh nabi Muhammad saw, di Mekkah guna menyiarkan agama Islam, menyempurnakan akhlak masyarakat Arab masa itu. Semoga kita dapat mengambil ibrah atau pembelajaran dari materi yang disajikan ini. Mengambil teladan akan keteguhan hati dan kesabaran nabi Muhammad saw dalam mendakwahkan agama Islam, amin.
Sumber refrensi:
• Subchi, Imam. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam; Kurikulum 2013. Semarang: PT Karya Toha Putra
• Kementrian Agama RI. 2014. Buku Siswa; Sejarah Kebudayaan Islam kelas X; Kurikulum 2013. Jakarta: Kemenag RI
• MGMP PAI Madrasah ALiyah. 2018. Modul Sejarah Kebudayaan Islam kelas X
Post a Comment for "PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM LENGKAP (KEPERCAYAAN, SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA DAN POLITIK)"