Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PROSES LAHIRNYA DAULAH BANI UMAYYAH I DAMASKUS

Lahirnya Bani Umayyah I Damaskus tahun 40 hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di kota kecil Illiyat di wilayah Yerussalem, diperkirakan oleh para sejarahwan sebagai sabotase terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahan terkahir Khulafaurrasyidin. Karena pengangkatan Ali bin Abi Thalib oleh mayoritas masyarakat Islam sebagai khalifah setelah Usman bin Affan tidak perna disetujui oleh pihak Muawiyah, maka berbagai cara dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan atau menghancurkan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahannya.

Salah satu cara yang dilakukan ialah Muawiyah dan kelompoknya menfitnah Ali dengan menyebarkan isu bahwa Ali lah yang ada di belakang terbunuhnya Usman bin Affan. Isu ini termakan oleh beberapa pembesar di kalangan umat Islam, seperti Siti Aisyah, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka mengumumkan perang terhadap Ali bin Abi Thalib karena sewaktu mereka meminta pertanggungjawaban khalifah Ali atas kematian Usman bin Affan, Ali dengan tegas mengatakan dia tidak tahu menahu tentang kematian Usman. Mereka lalu mengangkat perang terhadap Ali bin Abi Thalib dengan tujuan memaksa Ali untuk mengakui perbuatannya. Perang tersebut disebut perang jamal karena Aisyah mengendarai unta pada saat memimpin perang. Kemenangan pun berada di pihak Ali karena mayoritas masyrakat Islam mendukung Ali bin Abi Thalib.

Kelompok Muawiyah tetap membuat propoganda untuk mengahancurkan pemerintahan Ali bin Abi Thalib dengan cara menghimpun kekuatan besar dengan tujuan menyerang Ali bin Abi Thalib. Tantangan Muawiyah dijawab oleh Ali dengan mempersiapkan pasukan. Perang berkecamuk dengan menelan banyak korban diantara kedua belah pihak yang bertikai. Perang tersebut dalam sejarah dikenal dengan nama perang Siffin. Dinamakan perang Siffin karena perang tersebut terjadi di wilayah kecil Sifien, sebuha wilayah perbukitan antara Madinah dengan Damaskus. Kemenangan perang berada di pihak Ali karena mayoritas masyakat Islam mendukung khalifah Ali bin Abi Thalib. Akan tetapi pada perang sebelumnya yaitu perang Jamal, Muawiyah tidak pernah menerima kemenangan khalifah Ali bin Abi Thalib. Sikap tidak mau menerima kekalahan itu diwujudkan Muawiyah dengan mengajak damai khalifah Ali sampai tiga kali dengan cara membujuk dan merobek-robek al-Qur'an. Pada akhirnya Ali mau berdamai karena melihat al-Qur'an dirobek-robek oleh Muawiyah.

Skenario perdamaian diatur oleh Muawiyah atas ide Amru bin Ash dan pra perdamaian dilakukan antara Muawiyah dengan Amr bin Ash di satu pihak dan Ali dengan Musa Asy'ari di pihak lawan. Pra perdamaian itu menyepakati untuk besok pada saat perdamaian. Muawiyah dan Ali diumumkan diturunkan dari jabatan khalifah dan diangkat khalifah baru atas pilihan masyarakat Islam. Ternyata besoknya pada saat perdamaian berlangsung untuk mengumumkan penurunan Muawiyah dan Ali, yang berdiri giliran pertama mengumumkan adalah Abu Musa karena usianya lebih tua. Dan dia mengumumkan bahwa hari ini menurunkan Ali dari kekhalifahan. Sementara giliran kedua Amru bin Ash berdiri kemudian mengumumkan bahwa karena Ali sudah diturunkan dari khalifah, maka saya mengumumkan Muawiyah menjadi khalifah yang sah. Skenario perdamaian ini disebut arbitrase.

Sikap damai Ali ternyata tidak memberi perdamaian yang sesungguhnya tetapi menambahn sejarah panjang pertikaian Ali dengan Muawiyah. Kelompok Ali justru pecah menjadi 3 kelompok, yaitu:

  • Khawarij, yakni kelompok yang menentang keras terhadap perdamaian
  • Syi'ah, yakni kelompok yang setuju dengan sikap Ali
  • Murji'ah, yani kelompok yang mengambil jalan tengah dengan sikap diam
Muawiyah memfungsikan kelompok keras khawarij untuk membunuh khalifah Ali dan seorang pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam pada suatu pagi setela sholat shubuh menusuk khalifah Ali. Wafatnya Ali disambut oleh piha Muawiyah dengan suka ria, karena dengan demikian Bani Umayyah yang tela diproklamirkan pada tahun 40 hijriyah akan menjadi eksis dan menjadi satu-satunya pemerintahan yang sah dalam Islam.

Demikianlah, proses lahirnya Bani Umayyah I Damaskus. Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami materi ini, akan kami sajikan pula materi proses berdirinya Bani Umayyah ini dalam bentuk power point. Semoga bermanfaat, amin.

Lahirnya Bani Umayyah I Damaskus tahun 40 hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di kota kecil Illiyat di wilayah Yerussalem, diperkirakan oleh para sejarahwan sebagai sabotase terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahan terkahir Khulafaurrasyidin. Karena pengangkatan Ali bin Abi Thalib oleh mayoritas masyarakat Islam sebagai khalifah setelah Usman bin Affan tidak perna disetujui oleh pihak Muawiyah, maka berbagai cara dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan atau menghancurkan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahannya.    Salah satu cara yang dilakukan ialah Muawiyah dan kelompoknya menfitnah Ali dengan menyebarkab isu bahwa Ali lah yang ada di belakang terbunuhnya Usman bin Affan. Isu ini termakan oleh beberapa pembesar di kalangan umat Islam, seperti Siti Aisyah, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka mengumumkan perang terhadap Ali bin Abi Thalib karena sewaktu mereka meminta pertanggungjawaban khalifah Ali atas kematian Usman bin Affan, Ali dengan tegas mengatakan dia tidak tahu menahu tentang kematian Usman. Mereka lalu mengangkat perang terhadap Ali bin Abi Thalib dengan tujuan memaksa Ali untuk mengakui perbuatannya. Perang tersebut disebut perang jamal karena Aisyah mengendarai unta pada saat memimpin perang. Kemenangan pun berada di pihak Ali karena mayoritas masyrakat Islam mendukung Ali bin ABi Thalib.    Kelompok Muawiyah tetap membuat propoganda untuk mengahancurkan pemerintahan Ali bin ABi Thalib dengan cara menghimpun kekuatan besar dengan tujuan menyerang Ali bin Abi Thalib. Tantangan Muawiyah dijawab oleh Ali dengan mempersiapkan pasukan. Perang berkecamuk dengan menelan banyak korban diantara kedua belah pihak yang bertikai. Perang tersebuit dalam sejarah dikenal dengan nama perang Siffin. Dinamakan perang Siffin karena perang tersebut terjadi di wilayah kecil Sifien, sebua wilayah perbukitan antara Madinah dengan Damaskus. Kemenangan perang berada di pihak Ali karena mayoritas masyakat Islam mendukung khalifah Ali bin Abi Thalib. Akan tetapi pada perang sebelumnya yaitu perang Jamal, Muawiya tid pernah menerima kemenangan khalifah Ali bin Abi Thalib. Sikap tidak mau menerima kekalahan itu diwujudkan Muawiyah dengan mengajak damai khalifah Ali sampai tiga kali dengan cara membujuk dan merobek-robek al-Qur'an. Pada akhirnya Ali mau berdamai karena melihat al-Qur'an dirobek-robek oleh Muawiyah.    Skenario perdamaian diatur oleh Muawiyah atas ide Amru bin Ash dan pra perdamaian dilakukan antara Muawiyah dengan Amr bin Ash di satu pihak dan Ali dengan Musa Asy'ari di pihak lawan. Pra perdamaian itu menyepakati untuk besok pada saat perdamaian. Muawiyah dan Ali diumumkan diturunkan dari jabatan khalifah dan diangkat khalifah baru atas pilihan masyarakat Islam. Ternyata besoknya pada saat perdamaian berlangsung untuk mengumumkan penurunan Muawiyah dan Ali, yang berdiri giliran pertama mengumumkan adalah Abu Musa karena usianya lebih tua. Dan dia mengumumkan bahwa hari ini menurunkan Ali dari kekhalifahan. Sementara giliran kedua Amru bin Ash berdiri kemudian mengumumkan bahwa karena Ali sudah diturunkan dari khalifah, maka saya mengumumkan Muawiyah menjadi khalifah yang sah. Skenario perdamaian ini disebut arbitrase.    Sikap damai Ali ternyata tidak memberi perdamaian yang sesungguhnya tetapi menambahn sejarah panjang pertikaian Ali dengan Muawiyah. Kelompok Ali justru pecah menjadi 3 kelompok, yaitu:    Khawarij, yakni kelompok yang menentang keras terhadap perdamaian Syi'ah, yakni kelompok yang setuju dengan sikap Ali Murji'ah, yani kelompok yang mengambil jalan tengah dengan sikap diam Muawiyah memfungsikan kelompok keras khawarij untuk membunuh khalifah Ali dan seorang pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam pada suatu pagi setela sholat shubuh menusuk khalifah Ali. Wafatnya Ali disambut oleh piha Muawiyah dengan suka ria, karena dengan demikian Bani Umayyah yang tela diproklamirkan pada tahun 40 hijriyah akan menjadi eksis dan menjadi satu-satunya pemerintahan yang sah dalam Islam.    Demikianlah, proses lahirnya Bani Umayyah I Damaskus. Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami materi ini, akan kami sajikan pula materi proses berdirinya Bani Umayyah ini dalam bentuk power point. Semoga bermanfaat, amin. Sumber :    Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI. 2015. Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam; Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas XI Madrasah Aliyah Peminatan IPA, IPS, Bahasa; Halaman 6-7.


Sumber :

Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI. 2015. Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam; Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas XI Madrasah Aliyah Peminatan IPA, IPS, Bahasa; Halaman 6-7.

Materi proses lahirnya Bani Umayyah I Damaskus dalam bentuk power point, dapat didownload pada link berikut ini:



KEGIATAN BELAJAR

  1. Bacalah teks tentang Proses Lahirnya Daulah Bani Umayyah I Damaskus!
  2. Cermati dan pahami materi tersebut pada tampilan power point yang sudah tersedia!
  3. Identifikasilah (temukan) ibrah/pembelajaran yang dapat kalian petik setelah mempelajari materi proses lahirnya Daulah Bani Umayyah I Damaskus!
  4. Tulislah hasil temuan kalian di buku tugas Sejarah Kebudayaan Islam!
  5. Selalu semangat belajar serta sehat selalu,amin.

Post a Comment for "PROSES LAHIRNYA DAULAH BANI UMAYYAH I DAMASKUS"