Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERKEMBANGAN ISLAM DI AFRIKA DAN IBRAHNYA

Afrika tepatnya di wilayah Habasyah/Habsyi atau yang sekarang disebut dengan Etiophia, merupakan wilayah pertama yang dipilih oleh Nabi Saw pada saat itu sebagai tempat hijrahnya kaum muslimin. Hijrah ke Habasyah ini dilakukan untuk menghindari berbagai penganiayaan dan intimidasi kaum kafir Quraisy. Jadi, Habasyah yang terletak di Benua Afrika ini merupakan tempat hijrahnya kaum muslimin yang pertama semasa Rasulullah saw.

Mengapa pada saat itu Rasulullah saw memilih Habasyah sebagai tempat hijrahnya kaum muslimin?

Tentunya keputusan yang diambil oleh Rasulullah saw ini telah dipikirkan oleh beliau dengan berbagai pertimbangan secara matang. Sebelum menentukan pilihan, Rasullah saw telah mengamati kondisi yang terjadi di dalam negeri dan di beberapa negara tetangga. Pada saat itu, kondisi jazirah Arab tidak stabil, karena kaum kafir Quraisy semakin gencar melakukan intimidasi dan penganiayaan terhadap kaum muslimin. Beliau memahami bahwa sumber masalah ada di dalam Jazirah Arabia. Di mana dua kubu saling bertikai; antara umat Muslim yang iman mereka sudah mengakar kuat dalam hati, dan kaum kafir Quraisy yang hatinya sudah terbakar rasa benci, tak mengenal kata kompromi.

Sedangkan kondisi bebrapa negara tetangga saat itu, diantaranya kerajaan Persia dibutakan oleh sesembahan mereka, Sang Api abadi. Begitu juga dengan imperium Romawi yang memperbudak seluruh rakyatnya untuk takluk tunduk kepada penguasa. Tentunya dua negeri tersebut tidak dipandang Nabi sebagai ladang yang cocok untuk mempertahankan benih-benih keimanan dalam sanubari kaum muslimin saat itu.

Selanjutnya yang tersisa adalah kerajaan Habasyah, yang terletak di seberang lautan. Kondisi geografis ini dipandang sangat menguntungkan bagi umat Muslim yang berhijrah, karena lebih menjamin keselamatan mereka dari kejaran kaum Quraisy yang saat itu belum mahir menghadapi medan laut. Disamping itu, Habasyah merupakan kerajaan yang masih menganut ajaran Nabi Isa AS. Sang Raja selalu ditemani oleh para uskup yang tangan mereka tak lepas dari kitab suci Injil. Sehingga ia dikenal sebagai raja yang bijaksana, selalu menjunjung tinggi keadilan dalam mengambil keputusan. 

Dengan demikian, pemilihan Habasyah sebagai tempat hijrah pertama yang dilakukan oleh kaum muslimin pada masa Rasulullah saw saat itu adalah karena kondisi Habsyah yang paling dianggap aman dan tepat, baik dari kondisi geografisnya maupun negaranya, karena pada saat itu masih di bawah kepemimpinan Kerajaan Nasrani, yang Rajanya terkenal adil dan bijaksana. Berdasar pada penjelasan ini, dapat dipahami bahwa Islam sudah masuk benua Afrika pada masa Rasulullah saw, namun belum berkembang secara pesat. 

Perkembangan Islam di Benua Afrika diwali dengan penetrasi Islam di wilayah sub-Sahara Afrika yang terjadi sekitar abad ke-9, justru bukan melalui misi penaklukan, melainkan karena adanya hubungan perdagangan. Pada zaman itu, wilayah tersebut memang termasuk salah satu kawasan yang lazim dilintasi oleh para kafilah dagang. Al-Sayyad menjelaskan, ada dua rute perdagangan yang ikut membentuk pengaruh Islam di Afrika Barat. Yang pertama adalah jalur yang menghubungkan negeri-negeri Maghribi (Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Libya) dengan pusat-pusat perdagangan emas Berber-Afrika seperti negeri Soninke (sekarang Negara Ghana). Jalur perdagangan lainnya adalah rute timur yang menghubungkan Sudan Tengah, Kanem, Bornu, serta Negara-negara Hausa dengan Libya, Tunisia, dan Mesir. Meskipun terdiri dari berbagai daerah dan etnis, tapi salah satu faktor pemersatu Islam di Afrika adalah dominasi mazhab Maliki yang kebanyakan diikuti oleh masyarakat negerinegeri Maghribi.  Setelah Islam berkembang di kawasan sub-Sahara, raja-raja di Afrika mulai menerima kaum Muslim. Bahkan, tak sedikit raja-raja itu memeluk Islam dan mengubahnya menjadi kerajaan Islam. Dengan munculnya dinasti-dinasti Islam, perkembangan Islam dan peradabannya semakin pesat. 



Dengan memahami materi tersebut, ibrah yang kita ambil diantaranya:


  1. Islam berhasil masuk dan berkembang di Benua Afrika, pastinya tidak terlepas dari para tokoh Islam ketika itu, diantaranya figur khalifah Umar bin Khattab dan Amr bin Ash beserta kaum muslimin lainnya yang terlibat pada masa itu. Kebrhasilan yang ditorehkan oleh kaum muslimin ketika itu tentu atas perjuangan yang luar biasa dalam mensyiarkan agama Islam. Dengan berdasar ini, seyigyanyan sebagai umat Islam kita dapat menjadi pribadi yang memiliki semngat juang tinggi dan selalu bersikap optimis serta tidak pantang menyerah dalam memperjuangkan agama Islam dan mensyiarkannya.
  2. Perlu menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pihak lain. Dalam hal ini dapat kita cermati dari perkembangan Islam di Afrika dicapai melalui hubungan perdagangan bukan karena penaklukkan. Berdasar hal ini, sebagai umat Islam serta sebagai makhluk sosial menjadi suatu keharusan bagi kita untuk menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan orang lain, dalam berbagai bidang.
  3. Semangat persatuan dan kesatuan umat Islam/Ukhuwah Islamiyah serta Jihad fi sabilillah. Semangat ukhuwah ini merupakan modal dasar yang ditunjukkan oleh kaum muslimin ketika itu di bawah pimpinan Amr bin Ash yang berhasil membebaskan rakyat Mesir yang ketika itu berada dalam penjajahan penguasa Romawi dibawah Raja Muqauqis. 
  4. Perkembangan Islam di Afrika ini juga didukung dengan munculnya para ilmuwan dan tokoh pembaharu Islam. Berdasar hal ini, kita dapat meneladani kepribadian dari para ilmuwan muslim/tokoh pembaharu Islam di Afrika, seprti Muhammad Abduh, Hasan al Banna, Ibnu Batuthah, al Qalbishi dsb. Diantara keteladanan yang dapat diambil adalah semangat perjuangan/kecintaan para tokoh Islam dalam mensyiarkan agama Islam melalui ide/gagasan pembaharuannya serta karya-karya mereka. 

Post a Comment for "PERKEMBANGAN ISLAM DI AFRIKA DAN IBRAHNYA"