Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG PERUBAHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT BAB 3

ANALISIS SOSIOLOGIS TENTANG PERUBAHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH MAR'ATUS SUFIAH SISWI KELAS XII IPS



BAB III

PEMBAHASAN

3.1  Proses Terjadinya Perubahan Sosial di Masyarakat

Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan terus berlangsung selama masih terjadi interaksi antara manusia dan antara masyarakat. Perubahan sosial dapat terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.

BAB III PEMBAHASAN 3.1	Proses Terjadinya Perubahan Sosial di Masyarakat Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan terus berlangsung selama masih terjadi interaksi antara manusia dan antara masyarakat. Perubahan sosial dapat terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi. 1. Difusi  Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan, ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu kepada individu lain dari satu golongan ke golongan lain. Dalam suatu masyarakat atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua macam difusi yaitu difusi intra masyarakat dan difusi antar masyarakat. a)	Difusi intra masyarakat (intra society diffution), yaitu difusi unsur kebudayaan antar individu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi intra masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:  1)	Adanya suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai banyak kegunaan.  2)	Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain.  3)	Unsur yang baru yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.  4)	Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan dengan mudah diterima atau tidak.  5)	Pemimpin atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut. b)	Difusi antar masyarakat (intersociety diffution), yaitu difusi unsur kebudayaan dari masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antar masyarakat adalah sebagai berikut: 1)	Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. 2)	Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut.  3)	Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.  4)	Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan baru tersebut.  5)	Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.  6)	Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut. Mengenai masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui perembesan secara damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbolik. a.	Perembesan damai (penetrahon passifiaue), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan. Namun, justru mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya masuknya internet ke sekolah-sekolah  b.	Perembesan dengan kekerasan (penetration violente), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada masa penjajahan kolonial Belanda. c.	Simbolik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Ada tiga macam proses simbolik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik. 1)	Mutualistik, yaitu simbiosis yang paling menguntungkan.  2)	Komensalistik, yaitu simbiosis dimana suatu pihak mendapatkan keuntungan tetapi pihak lain tidak untung namun juga tidak rugi. 3)	Parasitistik, yaitu simbiosis dimana satu yang mendapatkan keuntungan dan pihak lain menerima kerugian. 2. Akulturasi  Akuulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaannya tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli. Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau lambat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila  masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu relatif lama. Sebaliknya apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan berlangsung relatif cepat. 3. Asimilasi  Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru yang berbeda dengan aslinya. Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan antara individu atau antar kelompok guna mencapai suatu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut koentjoroningrat, proses asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-kelompok yang berdeda-berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri. 4. Akomodasi  Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antar individu dan kelompok-kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi sosial (http://blog.unnes.ac.id/fafarinkhah/2015/11/05/prosesperubahan-sosial/). 3.2	Faktor Internal Penyebab Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Perubahan sosial bisa disebabkan oleh faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri dan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar masyarakat. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab perubahan sosial. 1.	Bertambah atau berkurangnya penduduk. Bertambahnya penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Lembaga sistem milik atas tanah mengalami perubahan-perubahan. Orang mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, dan bagi hasil yang sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan oleh berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi). Perrpindahan penduduk tersebut mungkin mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja, stratifikasi sosial, dan selanjutnya yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. 2.	Penemuan-penemuan baru Adanya penemuan baru dapat menyebabkan terjadinya perubahan. Proses penemuan baru disebut inovasi. Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dibedakan menjadi dua yaitu discovery dan invention. Discovery adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa suatu alat baru maupun yang berupa suatu ide yang baru yang diciptakan oleh seorang individu atau suatu rangkaian ciptaan-ciptaan dari individu-individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Invention adalah penemuan baru yang sudah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat. Dengan demikian, discovery baru menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut. Faktor pendorong bagi individu-individu untuk mencari penemuan-penemuan baru antara lain sebagai berikut: a.	Kesadaran dari perseorangan akan kekurangan dalam kebudayaan. b.	Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan. c.	Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat. Penemuan baru dalam kebudayaan jsmaniah atau kebendaan memberikan berbagai macam pengaruh pada masyarakat, yaitu sebagai berikut: a.	Penemuan baru tidak hanya terbatas pada satu bidang tertentu tetapi juga meluas ke bidang-bidang lain, contohnya penemuan radio menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan yaitu pendidikan, agama, pemerintahan, rekreasi, dan sebagainya. b.	Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari suatu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lain. Misalnya dilakukannya bom atom pada masa perang dunia dua telah mengubah metode perang yang terbatas menjadi tidak terbatas. c.	Beberapa jenis penemuan baru dapat pula mengakibatkan satu jenis perubahan sebagai contoh, penemuan berbagai alat transportasi seperti mobil dan kereta api serta alat komunikasi seperti telepon menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan sub-urban. 3.	Pertentangan (konflik)  Pertentangan dalam masyarakat sering disebut konflik. Pertentangan atau konflik cenderung terjadi dalam kehidupan manusia. Kondisi tersebut terjadi sebagai konsekuensi hubungan sosial yang dijalin manusia. Menurut Ralf Dahrendirf, konflik dapat menghasilkan perubahan sosial atau dapat diartikan sebagai sumber terjadinya perubahan sosial. Pertentangan atau konflik dalam masyarakat terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan antar kedua belah pihak.  Pertentangan dalam masyarakat dapat terjadi antar kelompok sosial dan antar kelas sosial. Misalnya, konflik Ambon dan Poso menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh rusaknya infrastruktur, banyaknya korban jiwa dan terluka, serta banyaknya jumlah warga mengungsi. Pertentangan juga dapat terjadi dalam sebuah kelompok masyarakat. Misalnya, pandangan masyarakat Batak bahwa dalam keluarga harus ada anak laki-laki sebagai penerus garis keturunan keluarga. Keyakinan tersebut mendorong keluarga-keluarga yang belum memperoleh anak laki-laki terus berupaya mendapatkannya meskipun jumlah anaknya telah banyak. Seiring berjalannya waktu, terutama masyarakat Batak yang berpengalaman merantau, pikiran dan keyakinan tersebut menjadi lebih longgar. Mereka berpandangan bahwa anak menantu laki-laki adalah anak mereka juga. 4.	Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri  Perubahan dapat terjadi karena adanya pemberontakan oleh kekuatan kekuatan dalam masyarakat terhadap kondisi yang telah mapan. Sebagai contoh, adanya revolusi Prancis yang merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap kekuasaan kerajaan yang bertindak sewenang-wenang.  Contoh lain adalah revolusi yang terjadi pada bulan oktober 1917 di Rusia yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan besar pada negara tersebut yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolute berubah menjadi diktator proletariat yang didasarkan pada doktrin marxisme. Lembaga-lembaga kemasyarakatan mulai dari bentuk negara sampai keluarga mengalami perubahan-perubahan yang besar sampai ke akar-akarnya. 3.3	Faktor Eksternal Penyebab Perubahan Sosial Dalam Masyarakat  Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya yaitu sebagai berikut. 1.	Lingkungan alam fisik yang ada disekitar masyarakat  Perubahan dapat disebabkan oleh lingkungan fisik seperti terjadinya gempa bumi, angin topan, dan banjir bandang dapat menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alamnya yang baru tersebut. Kemungkinan hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebagai contoh, suatu masyarakat yang mula-mula hidup sebagai nelayan kemudian meninggalkan tempat tinggalnya karena tempat tersebut dilanda tsunami, mereka kemudian menetap di suatu daerah yang memungkinkan mereka untuk bertani. Hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan dalam diri masyarakat tadi, misalnya timbul lembaga kemasyarakatan baru yaitu pertanian.  Kadang-kadang sebab-sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik disebabkan oleh tindakan-tindakan para warga masyarakat itu sendiri, misalnya karena penggunaan tanah secara besar-besaran tanpa memperhitungkan lapisan humus tanah tersebut, kegiatan pertambangan yang dilakukan dengan tidak disertai perhitungan yang matang sering menyebabkan bencana pada masyarakat disekitarnya.  Sebagai contoh, kegiatan-kegiatan penambangan dengan resiko tinggi yang dilakukan dengan pengeboran dalam, apalagi dilakukan di tengah-tengah pemukiman penduduk yang padat akan beresiko terjadinya kebocoran atau polusi. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan masyarakat yang bersangkutan terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya untuk menetap di wilayah yang lain karena merasa tidak nyaman dan terganggu kehidupan sehari-harinya. 2.	Peperangan  Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat besar, baik pada lembaga pemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Negara yang menang perang biasanya akan memaksa negara yang kala untuk tunduk dan takluk menerima apa yang dia inginkan oleh negara pemenang, termasuk juga menerima kebudayaannya. Sebagai contoh, negara Irak yang kalah perang menghadapi koalisi pimpinan Amerika Serikat harus menerima ketentuan yang diputuskan oleh Amerika yaitu memaksa penerapan sistem demokrasi menggantikan sistem yang telah berlaku sebelumnya  3.	Masuknya kebudayaan dari masyarakat lain  Hubungan yang dilakukan secara politik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, tiap-tiap masyarakat memengaruhi masyarakat lainnya dan menerima pengaruh dari masyarakat tersebut. Meskipun demikian, pertemuan dua kebudayaan tidak selalu menyebabkan proses saling mempengaruhi. Apabila salah satu dari dua kebudayaan tersebut mempunyai taraf teknologi lebih tinggi, proses yang terjadi adalah imitasi yaitu menirukan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain.  Masuknya kebudayaan lain dapat terjadi melalui kontak kebudayaan secara tidak langsung, yaitu melalui informasi yang disajikan di media massa. Dalam hal ini, teknologi memegang peranan penting. Teknologi terutama internet mendorong masyarakat lebih mudah memperoleh informasi mengenai kebudayaan dari masyarakat lain. Masyarakat menjadi lebih mudah mengadopsi kebudayaan lain. Berikut beberapa bentuk pengaruh kebudayaan masyarakat lain: a.	Terjadi pengaruh timbal balik, artinya selain mendapat pengaruh, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain. b.	Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa, seperti radio, televisi majalah, atau surat kabar, pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut. c.	Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan sama, kadang terjadi cultural animosity, yaitu keadaan ketika dua masyarakat yang memiliki kebudayaan berbeda dapat hidup berdampingan tetapi saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun dan fisik.  d.	Apabila kebudayaan bertemu dan salah satunya mempunyai taraf lebih tinggi akan terjadi proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah. Masuknya pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat dilakukan melalui proses  penetrasi (pemasukan). Adapun macam-macam penetrasi adalah sebagai berikut: a.	Penetrasi damai (penetration pasifique) Penetrasi damai adalah proses masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan dengan jalan yang damai, sehingga penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak akan menimbulkan konflik tetapi justru memperkaya khazanah budaya masyarakat setempat. Selain itu, pengaruh kedua kebudayaan tersebut juga tidak akan menghilangkan sifat atau unsur asli budaya masyarakat setempat. Contohnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Adapun penetrasi damai akan menghasilkan hal-hal berikut: 1)	Akulturasi yaitu perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan yang baru dengan tidak menghilangkan unsur aslinya. 2)	Asimilasi yaitu bercampurnya dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan yang baru.  3)	Sintesis yaitu percampuran dua kebudayaan menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dari kebudayaan sebelumnya. b.	Penetrasi paksa (penetrasi violence)  Penetrasi paksa adalah proses masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan secara paksa dan bersifat merusak karena disertai dengan kekerasan, sehingga menimbulkan guncangan-guncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Misalnya, masuknya kebudayaan barat ke Indonesia pada zaman penjajahan (Berta Rahardian Fahnani, 2013).

Laporan studi pustaka tentang perubahan sosial bab 3

1. Difusi

Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan, ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu kepada individu lain dari satu golongan ke golongan lain. Dalam suatu masyarakat atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua macam difusi yaitu difusi intra masyarakat dan difusi antar masyarakat.

a)      Difusi intra masyarakat (intra society diffution), yaitu difusi unsur kebudayaan antar individu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi intra masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:

1)         Adanya suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai banyak kegunaan.

2)      Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain.

3)      Unsur yang baru yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.

4)      Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan dengan mudah diterima atau tidak.

5)      Pemimpin atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut.

b)      Difusi antar masyarakat (intersociety diffution), yaitu difusi unsur kebudayaan dari masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antar masyarakat adalah sebagai berikut:

1)      Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.

2)      Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut.

3)      Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.

4)      Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan baru tersebut.

5)      Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.

6)      Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut.

Mengenai masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui perembesan secara damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbolik.

a.       Perembesan damai (penetrahon passifiaue), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan. Namun, justru mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya masuknya internet ke sekolah-sekolah

b.      Perembesan dengan kekerasan (penetration violente), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada masa penjajahan kolonial Belanda.

c.       Simbolik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Ada tiga macam proses simbolik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik.

1)      Mutualistik, yaitu simbiosis yang paling menguntungkan.

2)      Komensalistik, yaitu simbiosis dimana suatu pihak mendapatkan keuntungan tetapi pihak lain tidak untung namun juga tidak rugi.

3)      Parasitistik, yaitu simbiosis dimana satu yang mendapatkan keuntungan dan pihak lain menerima kerugian.

2. Akulturasi

Akuulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaannya tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli. Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau lambat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila  masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu relatif lama. Sebaliknya apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan berlangsung relatif cepat.

3. Asimilasi

Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru yang berbeda dengan aslinya. Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan antara individu atau antar kelompok guna mencapai suatu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut koentjoroningrat, proses asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-kelompok yang berdeda-berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.

4. Akomodasi

Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antar individu dan kelompok-kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi sosial (http://blog.unnes.ac.id/fafarinkhah/2015/11/05/prosesperubahan-sosial/).

3.2  Faktor Internal Penyebab Perubahan Sosial Dalam Masyarakat

Perubahan sosial bisa disebabkan oleh faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri dan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar masyarakat. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab perubahan sosial.

1.      Bertambah atau berkurangnya penduduk.

Bertambahnya penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Lembaga sistem milik atas tanah mengalami perubahan-perubahan. Orang mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, dan bagi hasil yang sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan oleh berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi). Perrpindahan penduduk tersebut mungkin mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja, stratifikasi sosial, dan selanjutnya yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2.      Penemuan-penemuan baru

Adanya penemuan baru dapat menyebabkan terjadinya perubahan. Proses penemuan baru disebut inovasi. Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dibedakan menjadi dua yaitu discovery dan invention. Discovery adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa suatu alat baru maupun yang berupa suatu ide yang baru yang diciptakan oleh seorang individu atau suatu rangkaian ciptaan-ciptaan dari individu-individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Invention adalah penemuan baru yang sudah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat. Dengan demikian, discovery baru menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut.

Faktor pendorong bagi individu-individu untuk mencari penemuan-penemuan baru antara lain sebagai berikut:

a.       Kesadaran dari perseorangan akan kekurangan dalam kebudayaan.

b.      Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.

c.       Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

Penemuan baru dalam kebudayaan jsmaniah atau kebendaan memberikan berbagai macam pengaruh pada masyarakat, yaitu sebagai berikut:

a.       Penemuan baru tidak hanya terbatas pada satu bidang tertentu tetapi juga meluas ke bidang-bidang lain, contohnya penemuan radio menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan yaitu pendidikan, agama, pemerintahan, rekreasi, dan sebagainya.

b.      Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari suatu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lain. Misalnya dilakukannya bom atom pada masa perang dunia dua telah mengubah metode perang yang terbatas menjadi tidak terbatas.

c.       Beberapa jenis penemuan baru dapat pula mengakibatkan satu jenis perubahan sebagai contoh, penemuan berbagai alat transportasi seperti mobil dan kereta api serta alat komunikasi seperti telepon menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan sub-urban.

3.      Pertentangan (konflik)

Pertentangan dalam masyarakat sering disebut konflik. Pertentangan atau konflik cenderung terjadi dalam kehidupan manusia. Kondisi tersebut terjadi sebagai konsekuensi hubungan sosial yang dijalin manusia. Menurut Ralf Dahrendirf, konflik dapat menghasilkan perubahan sosial atau dapat diartikan sebagai sumber terjadinya perubahan sosial. Pertentangan atau konflik dalam masyarakat terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan antar kedua belah pihak.

Pertentangan dalam masyarakat dapat terjadi antar kelompok sosial dan antar kelas sosial. Misalnya, konflik Ambon dan Poso menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh rusaknya infrastruktur, banyaknya korban jiwa dan terluka, serta banyaknya jumlah warga mengungsi. Pertentangan juga dapat terjadi dalam sebuah kelompok masyarakat. Misalnya, pandangan masyarakat Batak bahwa dalam keluarga harus ada anak laki-laki sebagai penerus garis keturunan keluarga. Keyakinan tersebut mendorong keluarga-keluarga yang belum memperoleh anak laki-laki terus berupaya mendapatkannya meskipun jumlah anaknya telah banyak. Seiring berjalannya waktu, terutama masyarakat Batak yang berpengalaman merantau, pikiran dan keyakinan tersebut menjadi lebih longgar. Mereka berpandangan bahwa anak menantu laki-laki adalah anak mereka juga.

4.      Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri

Perubahan dapat terjadi karena adanya pemberontakan oleh kekuatan kekuatan dalam masyarakat terhadap kondisi yang telah mapan. Sebagai contoh, adanya revolusi Prancis yang merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap kekuasaan kerajaan yang bertindak sewenang-wenang.

Contoh lain adalah revolusi yang terjadi pada bulan oktober 1917 di Rusia yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan besar pada negara tersebut yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolute berubah menjadi diktator proletariat yang didasarkan pada doktrin marxisme. Lembaga-lembaga kemasyarakatan mulai dari bentuk negara sampai keluarga mengalami perubahan-perubahan yang besar sampai ke akar-akarnya.

3.3  Faktor Eksternal Penyebab Perubahan Sosial Dalam Masyarakat

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya yaitu sebagai berikut.

1.      Lingkungan alam fisik yang ada disekitar masyarakat

Perubahan dapat disebabkan oleh lingkungan fisik seperti terjadinya gempa bumi, angin topan, dan banjir bandang dapat menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alamnya yang baru tersebut. Kemungkinan hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebagai contoh, suatu masyarakat yang mula-mula hidup sebagai nelayan kemudian meninggalkan tempat tinggalnya karena tempat tersebut dilanda tsunami, mereka kemudian menetap di suatu daerah yang memungkinkan mereka untuk bertani. Hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan dalam diri masyarakat tadi, misalnya timbul lembaga kemasyarakatan baru yaitu pertanian.

Kadang-kadang sebab-sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik disebabkan oleh tindakan-tindakan para warga masyarakat itu sendiri, misalnya karena penggunaan tanah secara besar-besaran tanpa memperhitungkan lapisan humus tanah tersebut, kegiatan pertambangan yang dilakukan dengan tidak disertai perhitungan yang matang sering menyebabkan bencana pada masyarakat disekitarnya.

Sebagai contoh, kegiatan-kegiatan penambangan dengan resiko tinggi yang dilakukan dengan pengeboran dalam, apalagi dilakukan di tengah-tengah pemukiman penduduk yang padat akan beresiko terjadinya kebocoran atau polusi. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan masyarakat yang bersangkutan terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya untuk menetap di wilayah yang lain karena merasa tidak nyaman dan terganggu kehidupan sehari-harinya.

2.      Peperangan

Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat besar, baik pada lembaga pemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Negara yang menang perang biasanya akan memaksa negara yang kala untuk tunduk dan takluk menerima apa yang dia inginkan oleh negara pemenang, termasuk juga menerima kebudayaannya. Sebagai contoh, negara Irak yang kalah perang menghadapi koalisi pimpinan Amerika Serikat harus menerima ketentuan yang diputuskan oleh Amerika yaitu memaksa penerapan sistem demokrasi menggantikan sistem yang telah berlaku sebelumnya

3.      Masuknya kebudayaan dari masyarakat lain

Hubungan yang dilakukan secara politik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, tiap-tiap masyarakat memengaruhi masyarakat lainnya dan menerima pengaruh dari masyarakat tersebut. Meskipun demikian, pertemuan dua kebudayaan tidak selalu menyebabkan proses saling mempengaruhi. Apabila salah satu dari dua kebudayaan tersebut mempunyai taraf teknologi lebih tinggi, proses yang terjadi adalah imitasi yaitu menirukan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain.

Masuknya kebudayaan lain dapat terjadi melalui kontak kebudayaan secara tidak langsung, yaitu melalui informasi yang disajikan di media massa. Dalam hal ini, teknologi memegang peranan penting. Teknologi terutama internet mendorong masyarakat lebih mudah memperoleh informasi mengenai kebudayaan dari masyarakat lain. Masyarakat menjadi lebih mudah mengadopsi kebudayaan lain. Berikut beberapa bentuk pengaruh kebudayaan masyarakat lain:

a.       Terjadi pengaruh timbal balik, artinya selain mendapat pengaruh, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain.

b.      Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa, seperti radio, televisi majalah, atau surat kabar, pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.

c.       Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan sama, kadang terjadi cultural animosity, yaitu keadaan ketika dua masyarakat yang memiliki kebudayaan berbeda dapat hidup berdampingan tetapi saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun dan fisik.

d.      Apabila kebudayaan bertemu dan salah satunya mempunyai taraf lebih tinggi akan terjadi proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.

Masuknya pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat dilakukan melalui proses  penetrasi (pemasukan). Adapun macam-macam penetrasi adalah sebagai berikut:

a.       Penetrasi damai (penetration pasifique)

Penetrasi damai adalah proses masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan dengan jalan yang damai, sehingga penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak akan menimbulkan konflik tetapi justru memperkaya khazanah budaya masyarakat setempat. Selain itu, pengaruh kedua kebudayaan tersebut juga tidak akan menghilangkan sifat atau unsur asli budaya masyarakat setempat. Contohnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Adapun penetrasi damai akan menghasilkan hal-hal berikut:

1)         Akulturasi yaitu perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan yang baru dengan tidak menghilangkan unsur aslinya.

2)      Asimilasi yaitu bercampurnya dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan yang baru.

3)      Sintesis yaitu percampuran dua kebudayaan menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dari kebudayaan sebelumnya.

b.      Penetrasi paksa (penetrasi violence)

Penetrasi paksa adalah proses masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan secara paksa dan bersifat merusak karena disertai dengan kekerasan, sehingga menimbulkan guncangan-guncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Misalnya, masuknya kebudayaan barat ke Indonesia pada zaman penjajahan (Berta Rahardian Fahnani, 2013).

BACA JUGA:

STUDI PUSTAKA TENTANG PERUBAHAN SOSIAL MAR'ATUS BAB 1

STUDI PUSTAKA TENTANG PERUBAHAN SOSIAL MAR'ATUS BAB 2


ANALISIS SOSIOLOGIS TENTANG PERUBAHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH MAR'ATUS SUFIAH SISWI KELAS XII IPS

Post a Comment for "LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG PERUBAHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT BAB 3"