FORUM DISKUSI MODUL 6 KB 2 TNETANG PENILAIAN AUTENTIK
Apa ciri khas penilaian autentik? jelaskan sesuai dengan pemahaman saudara?
apa yang membedakan penilaian autentik dengan penilaian-penilaian sebelumnya dan yang lainnya?
kongkritnya bagaimana contoh penilaian autentik dalam pembelajaran PAI?
Sebelum menjawab pertanyaan bapak berdasarkan pemahaman dan pemikiran saya, terlebih dahulu saya deskripsikan konsep penilaian autentik dalam tinjauan teori, khususnya dalam penjelasan modul 6 Kegiatan belajar 2.
Tinjauan Teori tentang Penilaian Autentik
Penilaian otentik adalah merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar peserta didik yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Makna otentik adalah kondisi yang sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan peserta didik. Dalam kaitan ini, peserta didik dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menilai kemampuan atau prestasi mereka sendiri. Dengan demikian, pada penilaian otentik lebih ditekankan pada proses belajar yang disesuaikan dengan situasi dan keadaan sebenarnya, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada penilaian otentik, peserta didik diarahkan untuk melakukan sesuatu dan bukan sekedar hanya mengetahui sesuatu, disesuaikan dengan kompetensi mata pelajaran yang diajarkan. Di samping itu, pada penilaian otentik, penilaian hasil belajar peserta didik tidak hanya difokuskan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Dibandingkan dengan penilaian tradisonal yang selama ini banyak dilakukan oleh pendidik, penilaian otentik lebih dapat menunjukkan hasil belajar yang komprehensip (Modul 6 KB 2, hal: 1).
Dilihat dari sifat dan proses pelaksanaannya, penilaian otentik sering disamakan artinya dengan beberapa istilah dalam penilaian, yaitu penilaian berbasis kinerja, penilaian langsung, dan penilaian alternatif. Penilaian otentik diseebut juga sebagai penilaian berbasis kinerja karena peserta didik diminta untuk melakukan tugas-tugas belajar yang bermakna. Penilaian otentik disebut juga sebagai penilaian langsung karena mampu memberikan bukti secara langsung dan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan keterampilan. Penilaian otentik disebut juga dengan istilah penilaian alternatif karena penilaian otentik merupakan suatu alternatif bagi penilaian tradisional (Modul 6 Kb 2, hal:2).
Aspek-aspek Penilaian Pendidikan Agama Islam
Penilaian Pendidikan Agama Islam disekolah dilakukan terhadap semua aspek. Aspek-aspek pokok penilaian PAI meliputi :
Pengetahuan agama Islam
Keterampilan agama Islam
Penghayatan agama Islam
Pembiasaan dan pengamalan agama Islam
Kelompok pokok Penilaian Agama Islam diatas termasuk dalam tiga Domain yaitu :1) Domain Kognitif, 2). Domain Psikomotorik, 3). Domain Afektif. Perlu diketahui bahwa semua unsur pokok pendidikan agama Islam mengandung aspek Kognitif, namun pada dasarnya aspek Kognitif ini dominasinya ada pada unsur pokok yaitu, keimanan, syariah dan sejarah. Sedangkan aspek Psikomotorik dominasinya ada pada unsur pokok ibadah dan Al- Qur’an (https://bdksemarang.kemenag.go.id/implementasi-penilaian-autentik-dalam-pembelajaran-pai/).
ANALISA:
Berdasarkan pada kajian teori tentang konsep penilaian Autentik, menurut pemikiran dan pemahaman saya yang menjadi ciri khas penilaian autentik dengan penilaian yang lainnya adalah terletak pada hakikat makna dari kata "autentik" itu sediri. Penilaian ini disebut dengan autentik, karna konsep dari kegiatan penilaian ini mendasarkan pada "keaslian" dari proses dan hasil belajar peserta didik. Hakikat makna "keaslian" itu sendiri mengacu pada beberapa hal berikut ini:
Penilaian hasil belajar didasarkan pada keaslian dari kemampuan peserta didik pada semua ranah secara utuh/komprehensif, baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
Karena didasarkan pada keaslian kemampuan peserta didik, maka dalam penilaian autentik ini lebih ditekankan pada proses belajar, yang disesuaikan dengan situasi atau kondisi sebenarnya, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Jadi proses belajar dalam penilaian autententik dilaksanakan sesuai dengan keaslian kondisi dan situasinya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penelian autentik lebih ditekankan pada bentuk keaslian kemampuan peserta didik dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan nyata di sekitarnya. Penilaian autentik ini, diarahkan untuk melakukan sesuatu, tidak sekedar mengetahui sesuatu. Karena itu, dalam penialaian autentik lebih menekankan pada proses belajar dengan pemberian tugas yang lebih bermakna bagi peserta didik. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari.
Dengan bahasa yang lebih sederhana, yang menjadi ciri khas dari penilaian autentik ini adalah hakikat makna dari kata "autentik" itu sendiri yang berarti asli. karena, dalam penialain ini memang didasarkan pada keaslian proses dan hasil belajar kemampuan peserta didik dalam menerapkan ilmu pengetahuan dalam relaitas kehidupan sehari-hari di sekitarnya. Karena itu, dalam penilaian ini, lebih ditekankan pada proses belajar yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi aslinya sehingga yang hasilkan juga keaslian dari prestasi peserta didik yang mencakup ketigas aspek (kognitif,afektif dan psikomotorik) secara komprehensif). Untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan melalui penilaian autentik, maka proses belajar dilaksanakan dengan pemberian tugas yang bermakna bagi peserta didik. Tugas belajar bermakna disini dapat diartikan sebagai bentuk penugasan yang diberikan dengan tujuan peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tentunya berdasarkan pada kemampuannya.
Kemudian menanggapi pertanyaan berikutnya, apa yang membedakan penilaian autentik dengan penilaian-penilaian yang lain?
Berdasar pada penjelasan di atas tentang ciri khas penilaian autentik, bahwa ciri khas penilaian autentik inilah yang sebanarnya membedakan dengan penilaian yang lainnya atau penilaian tradisional. Secara spesifik, yang membedakan penilaian autentik dengan penilaian yang lain adalah:
penilaian autentik lebih dapat menunjukkan hasil belajar yang komprehensif, mencakup hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik secara utuh dibandingkan dengan penilaian yang lain. Karena, dalam penilaian autentik ini hasil belajar lebih ditekankan pada bentuk penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik. Peserta didik tidak sebatas mengetahui, tapi diarahkan untuk melakukan sesuatu.
Karena dalam penilaian autentik diarahkan pada kemampuan untuk melakukan sesuatu berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang diperoleh, maka proses belajar dalam penilaian autentik juga menjadi titik tekan. proses pelajar diciptakan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Penciptaan kondisi belajar yang demikian dilakukan melalui bentuk penugasan yang bermakna bagi peserta didik sehingga peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Pada penilaian yang lain, khususnya penilaian tradisional peserta didik biasanya diminta untuk memilih jawaban yang benar yang sudah tersedia. Sebaliknya pada penilaian autentik, peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan pemahamannya dengan menyelesaikan tugas dalam menerapkan pemahamannya tersebut (penugasan bermakna). Karena itu, dalam penilaian autentik lebih cenderung pada penilaian kinerja dan proyek.
menciptakan suasan tiruan dalam kehidupan nyata. sebagaimana dalam penilaian autentik, peserta didik dituntut untuk mampu mendemonstrasikan kemampuannya dalam melakukan sesuatu
pada aspek kognitif, dari mengingat pengetahuan membangun atau menerapkan pengetahuan. pada penilaian tradisional, kemampuan peserta didik sebatas pada sejauhmana peserta didik menguasai pengetahuan. Sebaliknya pada penilaian autentik, lebih ditekankan pada menganalisis, mensintesis dan menerapkan apa yang telah dipelajari
bukti tidak langsung beralih ke bukti langsung. dalam penilaian tradisional, kemampuan peserta didik dalam melakukan sesuatu berdasarkan pada pengetahuannya tidak dapat diketahui secara jelas. Peserta didik yang mampu memberikan jawaban yang benar belum tentu dapat melakukannya. Sebaliknya dalam penilaian autentik, kita dapat melihat langsung kemampuan peserta didik terkait pengetahuan tertentu, karena mereka dapat melakukan sesuatu terkait pengetahuan tersebut.
Rancangan guru beralih ke rancangan peserta didik. Penilaian tradisional mengacu pada kegiatan untuk mendemonstrasikan suatu aktivitas dengan pedoman yang sudah dirancang oleh guru. Sebaliknya dalam penilaian autentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendemonstrasikan bukti-bukti kemampuan sebagai hasil kontruksi mereka.
Demikianlah beberapa hal yang menjadi pembeda antara penilaian autentik dengan penilaian yang lain. Penilaian autentik lebih menfokuskan pada kemampuan peserta didik secara menyeluruh, sehingga hasil belajar yang diharapkan dalam bentuk kemampuan peserta didik dalam menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan nyata di sekitarnya.
Bagaimana penerapan penilaian autentik dalam pembelajaran PAI?
Sebagaimana yang telah kita ketahui tentang inti dari konsep pembelajaran PAI adalah upaya sadar dan terencana untuk membentuk insan kamil yang dapat menjalankan perannya secara maksimal baik sebagai makhluk Tuhan (hablum minaAllah) maupun sebagai makhluk sosial (hamlum minannas). Karena itu, untuk mengetahui ketercapain tujuan pembelajaran PAI dalam membentuk insan kamil inilah memerlukan penilaian yang benar-benar dapat mengukur tingkat kebrhasilan belajar peserta didik dalam materi PAI pada khususnya.
Penilaian pembelajaran PAI mencakup penilaian kemampuan peserta didik secara utuh mulai dari tingkat pemahaman (pengetahuan), pengamalan (keterampilan), penghayatan dan pembiasaan (afektif) ajaran agama Islam. Karena itu, penilaian pada pembelajaran PAI dilakukan melalui dua cara yaitu penilaian proses dan hasil/outcome.
Penilaian proses dalam pembelajaran PAI menerapkan penilaian autentik, yang menilai kesiapan siswa proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian autentik yang diterapkan dalam pembelajaran PAI, lebih menekankan pada proses belajar yang dapat mengarahkan peserta didik dalam mencapai hasil belajar dalam bentuk kemampuan peserta didik dalam menerapkan ilmu pengetahuan agama Islam dalam kehidupan nyata di sekitarnya. Dalam pembelajaran PAI, outcome yang ingin dihasilkan sebagai hasil belajar, tidak hanya sebatas mengetahui, tapi harus mampu melakukan, menghayati dan membiasakan dalam kehidupan nyata di sekitarnya.
Penilaian autentik dalam pembelajaran PAI mecakup penilaian pada aspek sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal. Penilaian pada aspek pengetahuan melalui tes tulis, observasi dan penugasan. Penilaian pada aspek ketrampilan melalui unjuk kerja, proyek, portofolio, produk dan tertulis).
Misal pada Mata pelajaran SKI tentang materi Dakwah Wali 9 di Pulau Jawa, hasil belajar siswa dapat dinilai melalui penilaian autentik yang mencakup ketiga aspek mulai kognitif, afektif dan psikomotorik;
- aspek kognitif melalui tes tulis tentang materi dakwah wali 9 di pulau Jawa
- aspek psikomotorik melalui portofolio
- aspek afektif melalui observasi, penilaian diri dan penilaian antar teman dengan indikator penilaian sikap yang mengarah pada perilaku/akhlak sebagai wujud keteladanan dari wali 9 seperti nilai toleransi/saling menghargai, terbuka, kejujuran dan sebagainya.
Post a Comment for "FORUM DISKUSI MODUL 6 KB 2 TNETANG PENILAIAN AUTENTIK"