Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RELEVANSI KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN DAN KEPEMIMPINAN DI ERA MODERN SAAT INI

 

 

TUGAS AKHIR MODUL 3

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN KEPEMIMPINAN PADA ERA MODERN SAAT INI

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2019


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama Peserta                    : KUSMIARSEH, M.Pd.I

NUPTK                               : 1042766666300013

Nomor Peserta                  : 1042766666300013

Bidang Studi Sertifikasi: Sejarah Kebudayaan Islam

Sekolah Asal                     : MAS Annuriyyah Rambipuji Jember


TUGAS AKHIR MODUL 3

Dari keempat Kegiatan belajar dalam modul 3 di atas, tugas akhir yang harus dilakukan adalah: Bacalah  dengan baik ke empat KB di atas; lalu buat deskripsi sekitar 300-500 kata tentang Karakteristik Kepemimpinan dari keempat Khulafaur Rasyidin dan Kaitanya dengan kepemimpinan pad era modern saat ini dikirim dalam bentuk file pdf.

 

PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN KEPEMIMPINAN PADA ERA MODERN SAAT INI

Sebelum mendeskripsikan tentang karakteristik kepemimpinan Khulafaur Rasyidin dan relevansinya dengan kepemimpinan era modern saat ini, terlebih dahulu perlu dipahami makna dari karakteristik kepemimpinan itu sendiri baik dalam teori umum maupun konsep Islam. Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri khusus atau kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu (KBBI, 2008: 392). Sedangkan kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada bawahannya dalam upaya mencapai tujuan organisasi (https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan). Dengan demikian, karakteristik kepemimpinan ini berkaitan dengan kekhususan sesuai dengan watak tertentu dalam proses mempengaruhi orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Dalam konsep Islam, kata pemimpin dikenal dengan istilah Khalifah yang berarti wakil, pengganti atau duta. Kata khalifah dapat didefinisikan sebagai pengganti nabi Muhammad saw dalam fungsinya sebagai kepala negara. Sebutan khalifah yang berarti pengganti nabi Muhammad saw dalam urusan agama dan dunia kemudian berkembang dalam arti yang lebih luas. Ini bermula dari khalifah pertama yang menyebut dirinya Khalifat Rasul Allah (pengganti Rasulullah saw), selanjutnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua menyebut dirinya khalifat khalifat Rasul Allah (pengganti dari pengganti Rasulullah saw). Khalifah ketiga, Usman bin Affan, karena sebutannya semakin panjang, cukup disebut khalifah. Mulai sejak itu sebutan khalifah dipakai secara populer. Sebutan berlaku sampai ke masa Ali bin Abi Thalib (Ensiklopedi Islam, 2002: 35). Keempat khalifah inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, yang telah kita pelajari pada modul 3.

Berdasarkan materi pada modul 3, dapat dipahami bahwa kepemimpinan pada masa Khulafaur Rasyidin memiliki karakteristik tersendiri, yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi kepemimpinan di era modern seperti saat ini. Karakteristik kepemimpinan khulafaur rasyidin tentunya tidak dapat terlepas dari karakteristik kepemimpinan yang ditunjukkan oleh para khalifah yang termasuk di dalamnya. Berikut ini akan dideskripsikan karakteristik kepemimpinan Khulafaur Rasyidin dan kaitannya dengan kepemimpinan di era modern seperti sekarang ini.

Abu Bakar merupakan figur pemimpin yang memiliki jiwa bersih, jujur dan sangat demokratis. Kepribadian ini terlihat ketika beliau menyampaikan pidato pada saat dibaiat. Sebagai khalifah pertama. beliau merasa bahwa tugas yang diembannya tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak mendapat dukungan dari para sahabatnya. Karena itu, beliau menginginkan masyarakat terlibat secara aktif dalam mengontrol perjalanan kepemimpinannya agar pelaksanaan pemerintahan berjalan dengan baik. Selain itu, khalifah Abu Bakar juga merupakan pemimpin yang terbuka terhadap kritik dan saran serta sangat peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan umat. Apabila, sosok pemimpin di era modern seperti saat ini memiliki karakter yang demikian, maka kemakmuran dan keadilan akan merata pada setiap lapisan masyarakat. Karena, pemerintahan dapat berjalan secara demokratis, tidak gila kedudukan, jabatan dan kekayaan.

Selanjutnya, khalifah kedua yaitu Umar bin Khattab. Khalifah Umar merupakan sosok pemimpin yang pemberani terhadap yang hak, tegas dalam menghadapi kebatilan dan pandai berdiplomasi. Beliau sebagai seorang pemimpin telah berhasil merubah anak-anak padang pasir menjadi pejuang bangsa yang tangguh, gagah berani, disiplin tinggi. Ini terbukti dengan keberhasilan beliau dalam melakukan ekspansi wilayah Islam yang dikenal dengan Futuhat Islamiyah. Disamping itu, beliau juga figur pemimpin yang senantiasa memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Apabila kepemimpinan di era modern ini meneladani karakter kepemimpinan khalifah Umar, tentu akan terwujud stabilias bangsa dan negara yang tangguh dan kuat.

Khalifah ketiga yaitu, Usman bin Affan. Beliau merupakan seorang pemimpin yang sangat peduli terhadap kemaslahatan dan kesejahteraan umat. Kepedulian Usman dalam menegakkan agama Islam terbukti jauh sebelum beliau diangkat sebagai khalifah. Dengan mengharap ridlo Allah swt, beliau rela mendermakan hartanya untuk dibelanjakan di jalan Allah swt. Terlebih ketika beliau menjabat sebagai khalifah, beliau figur pemimpin yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Selain dermawan, beliau juga merupakan sosok pemimpin yang lembut, jujur, pemalu dan rendah hati. Corak kepemimpinan pada masa beliau dilaksanakan dengan keterbukaan dan demokratis. Jika kepemimpinan di era modern ini, memiliki karakateristik yang demikian, maka pemerintahan akan berjalan secara demokratis dan kemaslahatan serta kesejahteraan masyarakat akan terwujud secara merata.

Khalifah selanjutnya yaitu Ali bin Abi Thalib, merupakan sosok pemimpin yang alim, gagah berani, tangkas, dan cerdas. Seluruh potensinya dikerahkan untuk mengatasi perpecahan dan kekacauan negeri yang terjadi pada masa itu. Dalam kondisi dan situasi kehidupan yang sangat kacau pada masa itu, beliau mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik. Perjuangan yang beliau lakukan semata-mata demi keutuhan umat. Karakter khalifah Ali semasa memimpin pemerintahan menunjukkan bahwa beliau adalah sosok negarawan, berjiwa patriotisme dan nasionalisme tinggi, lebih mementingkan kemaslahatan umat dibanding ego pribadi, sabar, dan pemaaf terhadap musuh-musuhnya. Selain itu, khalifah Ali juga merupakan seorang pemimpin yang sangat cinta terhadap ilmu pengetahuan. Indikasinya, pada masa beliau telah lahir dan berkembang disiplin ilmu nahwu yang secara langsung dimotori oleh khalifah Ali dan dibantu pengembangannya oleh Abu Aswad ad Duali. Apabila para pemimpin di era modern ini meneladani kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, tentu perpecahan dan kekacauan dalam negeri dapat diatasi dengan mudah, sehingga keamanan dan stabilitas negara akan terwujud.

Berdasarkan pada deskripsi karakteristik Khulafaur Rasyidin tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin berjalan dengan sangat demokratis, terbuka dan adil sehingga terwujud sebuah negara/bagsa yang stabil dan tangguh serta kemaslahatan dan kesejahteraan umat dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat. Keberhasilan kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin ini, tentu tidak terlepas dari figur para khalifah yang memimpin pada masa itu. Para pemimpin yang menjalankan roda pemerintahannya dengan ketulusan, keikhlasan dan hanya mengharap ridlo Allah serta mengedepankan kemaslahatan dan kesejahteraan umatnya. Karakteristik kepemimpinan khulafaur rasyidin ini masih sangat relevan bahkan menjadi keharusan untuk senantiasa diteladani oleh para pemimpin dalam kepemimpinan di era modern seperti sekarang.

Sejalan dengan hal tersebut, maka para pemimpin di era modern seperti sekarang ini, haruslah memiliki karakteristik kepemimpinan sebagai berikut; Pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas, cerdas dan tanggap terhadap segala perkembangan, kemampuan berkomunikasi dengan baik, terus belajar dan mau menerima kritikan dan masukan, bersikap jujur dan terbuka, adil, berjiwa nasionalisme tinggi, serta memiliki loyalitas tinggi tehadap kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian akan terwujud stabilitas negara yang utuh, tangguh dan sejahtera.

 

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN KEPEMIMPINAN PADA ERA MODERN SAAT INI  Sebelum mendeskripsikan tentang karakteristik kepemimpinan Khulafaur Rasyidin dan relevansinya dengan kepemimpinan era modern saat ini, terlebih dahulu perlu dipahami makna dari karakteristik kepemimpinan itu sendiri baik dalam teori umum maupun konsep Islam. Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri khusus atau kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu (KBBI, 2008: 392). Sedangkan kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada bawahannya dalam upaya mencapai tujuan organisasi (https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan). Dengan demikian, karakteristik kepemimpinan ini berkaitan dengan kekhususan sesuai dengan watak tertentu dalam proses mempengaruhi orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi.  Dalam konsep Islam, kata pemimpin dikenal dengan istilah Khalifah yang berarti wakil, pengganti atau duta. Kata khalifah dapat didefinisikan sebagai pengganti nabi Muhammad saw dalam fungsinya sebagai kepala negara. Sebutan khalifah yang berarti pengganti nabi Muhammad saw dalam urusan agama dan dunia kemudian berkembang dalam arti yang lebih luas. Ini bermula dari khalifah pertama yang menyebut dirinya Khalifat Rasul Allah (pengganti Rasulullah saw), selanjutnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua menyebut dirinya khalifat khalifat Rasul Allah (pengganti dari pengganti Rasulullah saw). Khalifah ketiga, Usman bin Affan, karena sebutannya semakin panjang, cukup disebut khalifah. Mulai sejak itu sebutan khalifah dipakai secara populer. Sebutan berlaku sampai ke masa Ali bin Abi Thalib (Ensiklopedi Islam, 2002: 35). Keempat khalifah inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, yang telah kita pelajari pada modul 3.  Berdasarkan materi pada modul 3, dapat dipahami bahwa kepemimpinan pada masa Khulafaur Rasyidin memiliki karakteristik tersendiri, yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi kepemimpinan di era modern seperti saat ini. Karakteristik kepemimpinan khulafaur rasyidin tentunya tidak dapat terlepas dari karakteristik kepemimpinan yang ditunjukkan oleh para khalifah yang termasuk di dalamnya. Berikut ini akan dideskripsikan karakteristik kepemimpinan Khulafaur Rasyidin dan kaitannya dengan kepemimpinan di era modern seperti sekarang ini.  Abu Bakar merupakan figur pemimpin yang memiliki jiwa bersih, jujur dan sangat demokratis. Kepribadian ini terlihat ketika beliau menyampaikan pidato pada saat dibaiat. Sebagai khalifah pertama. beliau merasa bahwa tugas yang diembannya tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak mendapat dukungan dari para sahabatnya. Karena itu, beliau menginginkan masyarakat terlibat secara aktif dalam mengontrol perjalanan kepemimpinannya agar pelaksanaan pemerintahan berjalan dengan baik. Selain itu, khalifah Abu Bakar juga merupakan pemimpin yang terbuka terhadap kritik dan saran serta sangat peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan umat. Apabila, sosok pemimpin di era modern seperti saat ini memiliki karakter yang demikian, maka kemakmuran dan keadilan akan merata pada setiap lapisan masyarakat. Karena, pemerintahan dapat berjalan secara demokratis, tidak gila kedudukan, jabatan dan kekayaan.  Selanjutnya, khalifah kedua yaitu Umar bin Khattab. Khalifah Umar merupakan sosok pemimpin yang pemberani terhadap yang hak, tegas dalam menghadapi kebatilan dan pandai berdiplomasi. Beliau sebagai seorang pemimpin telah berhasil merubah anak-anak padang pasir menjadi pejuang bangsa yang tangguh, gagah berani, disiplin tinggi. Ini terbukti dengan keberhasilan beliau dalam melakukan ekspansi wilayah Islam yang dikenal dengan Futuhat Islamiyah. Disamping itu, beliau juga figur pemimpin yang senantiasa memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Apabila kepemimpinan di era modern ini meneladani karakter kepemimpinan khalifah Umar, tentu akan terwujud stabilias bangsa dan negara yang tangguh dan kuat.  Khalifah ketiga yaitu, Usman bin Affan. Beliau merupakan seorang pemimpin yang sangat peduli terhadap kemaslahatan dan kesejahteraan umat. Kepedulian Usman dalam menegakkan agama Islam terbukti jauh sebelum beliau diangkat sebagai khalifah. Dengan mengharap ridlo Allah swt, beliau rela mendermakan hartanya untuk dibelanjakan di jalan Allah swt. Terlebih ketika beliau menjabat sebagai khalifah, beliau figur pemimpin yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Selain dermawan, beliau juga merupakan sosok pemimpin yang lembut, jujur, pemalu dan rendah hati. Corak kepemimpinan pada masa beliau dilaksanakan dengan keterbukaan dan demokratis. Jika kepemimpinan di era modern ini, memiliki karakateristik yang demikian, maka pemerintahan akan berjalan secara demokratis dan kemaslahatan serta kesejahteraan masyarakat akan terwujud secara merata.  Khalifah selanjutnya yaitu Ali bin Abi Thalib, merupakan sosok pemimpin yang alim, gagah berani, tangkas, dan cerdas. Seluruh potensinya dikerahkan untuk mengatasi perpecahan dan kekacauan negeri yang terjadi pada masa itu. Dalam kondisi dan situasi kehidupan yang sangat kacau pada masa itu, beliau mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik. Perjuangan yang beliau lakukan semata-mata demi keutuhan umat. Karakter khalifah Ali semasa memimpin pemerintahan menunjukkan bahwa beliau adalah sosok negarawan, berjiwa patriotisme dan nasionalisme tinggi, lebih mementingkan kemaslahatan umat dibanding ego pribadi, sabar, dan pemaaf terhadap musuh-musuhnya. Selain itu, khalifah Ali juga merupakan seorang pemimpin yang sangat cinta terhadap ilmu pengetahuan. Indikasinya, pada masa beliau telah lahir dan berkembang disiplin ilmu nahwu yang secara langsung dimotori oleh khalifah Ali dan dibantu pengembangannya oleh Abu Aswad ad Duali. Apabila para pemimpin di era modern ini meneladani kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, tentu perpecahan dan kekacauan dalam negeri dapat diatasi dengan mudah, sehingga keamanan dan stabilitas negara akan terwujud.  Berdasarkan pada deskripsi karakteristik Khulafaur Rasyidin tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin berjalan dengan sangat demokratis, terbuka dan adil sehingga terwujud sebuah negara/bagsa yang stabil dan tangguh serta kemaslahatan dan kesejahteraan umat dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat. Keberhasilan kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin ini, tentu tidak terlepas dari figur para khalifah yang memimpin pada masa itu. Para pemimpin yang menjalankan roda pemerintahannya dengan ketulusan, keikhlasan dan hanya mengharap ridlo Allah serta mengedepankan kemaslahatan dan kesejahteraan umatnya. Karakteristik kepemimpinan khulafaur rasyidin ini masih sangat relevan bahkan menjadi keharusan untuk senantiasa diteladani oleh para pemimpin dalam kepemimpinan di era modern seperti sekarang.  Sejalan dengan hal tersebut, maka para pemimpin di era modern seperti sekarang ini, haruslah memiliki karakteristik kepemimpinan sebagai berikut; Pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas, cerdas dan tanggap terhadap segala perkembangan, kemampuan berkomunikasi dengan baik, terus belajar dan mau menerima kritikan dan masukan, bersikap jujur dan terbuka, adil, berjiwa nasionalisme tinggi, serta memiliki loyalitas tinggi tehadap kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian akan terwujud stabilitas negara yang utuh, tangguh dan sejahtera.

Post a Comment for "RELEVANSI KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN DAN KEPEMIMPINAN DI ERA MODERN SAAT INI"