Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG INTERAKSI SOSIAL BAB 3

TINJAUAN SOSIOLOGIS DAN AGAMA ISLAM TENTANG HAKIKAT INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI SEBUAH HUBUNGAN DALAM MASYARAKAT OLEH NADILAH TRI ARISANTI SISWI KELAS XII IPS MAS ANNURIYYAH RAMBIPUJI-JEMBER


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hakikat Interaksi Sosial Sebagai Sebuah Hubungan dalam Masyarakat Menurut Kajian Sosiologis

Dalam kehidupan bermasyarakat setiap manusia saling membutuhkan satu sama lain, hal inilah yang mendasari terjadinya interaksi atu kontak sosial ini selain itujuga pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial sehingga terdapat sebuah keinginan untuk berkomunikasi bergaul dengan orang lain.

 Manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa bekerja sama dengan orang lain, kerja sam selalu terjadi di semua lingkup kehidupan manusia baik di rumah, di sekolah  dan di masyarakat.

Interaksi sosial tidak selalu bermakna positif, artinya ada yang berbentuk kerja sama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, tetapi adapula yang berbentuk perlawanan yang dapat merugikan satu atau kedua belah pihak sekaligus inetraksi sosial yang mengrah bentuk kerja sama, di sebut interksi asosiatif, sedangkan interaksi sosial yang mengarah ke bentuk  perlawanan di sebut interaksi disoiatif, kedua kutub itu memiliki variasi bentuk yang bermacam- macam .

Berikut akan di bahas secara lebih mendalam mengenai bentuk bentuk interaksi sosial

a.      Interaksi sosial disosiatif.

Proses interaksi sosial disosiatif adalah proses interaksi sosial yang mengarah pada konflik tau dapat mensenggangkan solidaritas kelompok proses disosiatif di sebut juga proses oposisi, terdapat juga proses disosiatif, yaitu persaingan, kontroversi, dan konflik.

1.      Persaingan

Persaingan merupakan  proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi apabila ada banyak pihak yng menginginkan hal yang sama sedangkan jumlahnya terbatas, persaingan bisa dikatakan sehat apabiladi lakukan dengan cara yang jujur dan sesuai dengan aturan main yang berlaku tanpa adanya paksaan atau kekerasan.

Persaingan sehat bisa menimbulkan hal positif bagi pelakunya, misalnya motifasi, dan dorongan untuk menjadi lebih baik sebaliknya, persaingan dikatakan tidak sehat apabila di lakukan dengan anacaman kekerasan dan menimbulkan akibat buruk bagi semua pihak.

2.      Kontroversi

Kontroversi  merupakan proses sosial yang berbeda di antara persaingan dan pertentangan kontroversi di tandai dengan adanya sikap ketidak pastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak di ungkapkan secara terbuka. Penyebab kontroversi yaitu adanya perbedaan pendidnian kalangan tertentu dengan kalangan laian di masyarakat,. Wujud kontroversi berupa siakap tidak senang, baiksecara tersembunyi, maupun terang terangan.

3.      Konflik

Purmusuhan (konflik) merupakan proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya , permusuhan atau konflik di awali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius hingga sulit didamaikan atau di temukan kesamaannya, konflik menjadi berbahaya jika meluas dan menimbulkan kekerasan sehingga merugikan banyak pihak.

b.      Interaksi sosial asosiatif

Proses  interaksi sosial asosiatif merupakan proses interaksi pranata sosial yang menuju terbentuknya persatuan atau intregasi sosial dan mendorong terbentuknya pranata, lembaga ataupun organisasi sosial .

1.   Kerja sama

Kerja sama adalah suatu usaha bersama yang di lakukan orang prorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama kerja sama sering di lakukan setiap manusia mengingat keududkan merka sebgai makhluk sosial.

2.   Asimilasi

Asimilasi adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama dengan demikian lambat laun tidak ada perbedaan antara individu dengan kelompok. Usaha usaha asimilasi meliputi mempererat kesatuan, tindakan,, sikap perasaan, dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama syarat sysrat terjadinya asimilasi anatara lain sebagai berikut.

a)      Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda.

b)      Terjadi pergaulan anatara individu atau kelompok secara intensif dalam ukuran waktu yang lama.

c)      Kebudayaan masing masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri.

3.   Akulturasi

Akulturasi adalah proses sosial  yang timbul karena penerimaaan dan pengelolaan unsusr unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsusr unsur kebudayaan asli akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan  dalam jangka waktu yang lama . Dalam akulturasi unsur unur kebudayaan asing tersebut, melebur kedalam kebudayaan asli tetapi tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut.

Terkadang kita sulit membedakan anatara asimilasi dan akulturasi sebab fenomena akulturasi hampir sama sengan asimilasi, perbedaannya  adalah peleburan kebudayaan dua masyrakat di dalam akulturasi tidak menimbulkan hilangnya kpribadian asli kedua masyarakat itu unsur unsur tertentu juga yang melebur unsur itu menjadi bagian kebudayaaan yang menyerapnya, tanpa mengubah ciri ciri masyarakat bersangkutan.

4.   Akomodasi

Akomodasi adalah cara menyelesaikan pertentangan antara dua pihak tanpa penghancurkan salah satu pihak sehingga kepribadian masing masing pihak tetap terpelihara. Tujuan dilakukakannya akomodasi sebagai berikut :

a)      Mengurangi pertentangan akibat perbedaan paham

b)      Mencegah munculnya pertentangan untuk sementara waktu

c)      Mewujudkan kerja sama anatara kompleks kelompok yang hidup terpisah

Selain itu dalam tinjauan sosiologi terdapat aturan terkait dengan interaksi sosial, yaitu sebagai berikut:

a)   Aturan mengenai waktu

Waktu adalah hal yang tidak terlihat, tetapi sangat berharga bagi seorang pelajar atau seorang pekerja waktu sangat menentukan dalam sebuah penerapan, namun, setiap individu mempunyai sudut panadang yang berbeda terhadap waktu bagi mereka yang menghargai waktu, cenderung akan tumbuh menjadi pribadi yang displin dapat memaksimalkan waktu dengan baik setiap aktivitas ia kerjakan dengan cepat dan teliti dan cermat sebaliknya bagi mereka yang kurang menghargai waktu, tidak dapat memanfaatkan waktu semaksima, mereka terbiasa menunda pekerjaan hingga muncul istilah jam karet.

Sebagai contoh di inggris keterlambatan seseorang pembicara dalam forum akan di anggap menghina majelis seminar dan di anggap sebagai perbuatan tidak bertanggung jawab shingga hal tersebut menimbulkan sanksi sosial bagi orang yang terlambat tersebut, berbeda dengan Indonesia keterlambatan pembicara pada sebuah acara seminar atau diskusi sudah lazim terjadi dan masyarakat tidak begitu mempermasalahkan hal tersebut.

b)   Atauran mengenai gerak tubuh

Untuk berinteraksi dengan orang lain kita kadang menggunakan bahasa non verbal misalnya menggunakan gerak tubuh. K ajian terhadap gerak tubuh di sebut dengan istilah kinisika, sebgai contoh mengangguk sebagai tanda ya atau setuju menggelengkan kepala sebagai tanda tidak atau tidak setuju gerakan tubuh yang di gerakan untuk komunikasi bisa bervariasi ada gerakan kepala, kedipan mata, mengangkat bahu dan sebagainya namun tidak semua masyarakat mempunyai penafsiran yang sama terhadap gerakan tubuh, oleh karena itu penggunaan bahasa non verbal hanya efektif bagi masyarakat yang mempunyai penafsiran yang sama terhadap gerakan tubuh sebagai isyarata apabila hal ini di terapkan pada semua kelompok masyarakat, dapat menimbulkan salah paham yang artinya dapat berujung konflik.

c)   Aturan mengenai ruang

Atauran menganai ruang bersumber pada teori yang di sampaikan oleh Edward.T, hall pada tahun 1986 mengenai konsep jarak sosial menurut teori tersebut di keteahui bahwa dalam sebuah interaksi sosial terdapat empat macam jarak yaitu sebagai berikut:

1)         Jarak Intim, sebuah interaksi sosial di kategorikan sebagai jarak intim, apabila interaksi berlangsung pada jarak 0-45 cm. Orang yang berada jarak intim memiliki kecenderungan untuk berusaha  menghindari kontak tubuh serta pandangan mata dengan orang di sekitarnya, contohnya: saat seseorang berdesakan dalam antrean karcis atau seseorang berdesakan dalam kendaraan umum.

2)         Jarak pribadi, sebuah interaksi sosial di kategorikan sebagai jarak pribadi apabila berlangsung pada jarak 45 cm-1,22 m. Interaksi denganjarak ini pada umumnya berlangsung pada orang orang dekat atau keluarga, seperti anatara anak dan ibunya.

3)         Jarak sosial, sebuah interaksi sosial di kategorikan sebgai jarak sosial apabila inetraksi berlangsung pada jarak 1,22m-3,66m interaksi dengan jarak ini terjalin pembinaan yang wajar tanapa terjadi sentuhan fisik contohnya interaksi anatara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau interaksi anatara penjual dan pembeli di pasar.

4)         Jarak public, sebuah interaksi sosial di kategorikan sebagai jarak public apabila interaksi berlangsung pada jarak di atas 5,66 m contoh interaksi ini ini adalah asasi atau kampanya yang di lakukan oleh seorang politisi di depan audien oleh karena itu jarak yang relative jauh, pada saat berlangsungnyaa interaksi ini perlu di perhatikan interaksi susra danjuga pemilihan kalimat yang tepat agar pesan yang di samapaikan dalam interaksi sosial dapat tersampaikan dengan baik.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Hakikat Interaksi Sosial Sebagai Sebuah Hubungan dalam Masyarakat Menurut Kajian Sosiologis Dalam kehidupan bermasyarakat setiap manusia saling membutuhkan satu sama lain, hal inilah yang mendasari terjadinya interaksi atu kontak sosial ini selain itujuga pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial sehingga terdapat sebuah keinginan untuk berkomunikasi bergaul dengan orang lain.  Manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa bekerja sama dengan orang lain, kerja sam selalu terjadi di semua lingkup kehidupan manusia baik di rumah, di sekolah  dan di masyarakat. Interaksi sosial tidak selalu bermakna positif, artinya ada yang berbentuk kerja sama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, tetapi adapula yang berbentuk perlawanan yang dapat merugikan satu atau kedua belah pihak sekaligus inetraksi sosial yang mengrah bentuk kerja sama, di sebut interksi asosiatif, sedangkan interaksi sosial yang mengarah ke bentuk  perlawanan di sebut interaksi disoiatif, kedua kutub itu memiliki variasi bentuk yang bermacam- macam . Berikut akan di bahas secara lebih mendalam mengenai bentuk bentuk interaksi sosial a.	Interaksi sosial disosiatif. Proses interaksi sosial disosiatif adalah proses interaksi sosial yang mengarah pada konflik tau dapat mensenggangkan solidaritas kelompok proses disosiatif di sebut juga proses oposisi, terdapat juga proses disosiatif, yaitu persaingan, kontroversi, dan konflik. 1.	Persaingan Persaingan merupakan  proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi apabila ada banyak pihak yng menginginkan hal yang sama sedangkan jumlahnya terbatas, persaingan bisa dikatakan sehat apabiladi lakukan dengan cara yang jujur dan sesuai dengan aturan main yang berlaku tanpa adanya paksaan atau kekerasan. Persaingan sehat bisa menimbulkan hal positif bagi pelakunya, misalnya motifasi, dan dorongan untuk menjadi lebih baik sebaliknya, persaingan dikatakan tidak sehat apabila di lakukan dengan anacaman kekerasan dan menimbulkan akibat buruk bagi semua pihak. 2.	Kontroversi  Kontroversi  merupakan proses sosial yang berbeda di antara persaingan dan pertentangan kontroversi di tandai dengan adanya sikap ketidak pastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak di ungkapkan secara terbuka. Penyebab kontroversi yaitu adanya perbedaan pendidnian kalangan tertentu dengan kalangan laian di masyarakat,. Wujud kontroversi berupa siakap tidak senang, baiksecara tersembunyi, maupun terang terangan. 3.	Konflik  Purmusuhan (konflik) merupakan proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya , permusuhan atau konflik di awali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius hingga sulit didamaikan atau di temukan kesamaannya, konflik menjadi berbahaya jika meluas dan menimbulkan kekerasan sehingga merugikan banyak pihak. b.	Interaksi sosial asosiatif Proses  interaksi sosial asosiatif merupakan proses interaksi pranata sosial yang menuju terbentuknya persatuan atau intregasi sosial dan mendorong terbentuknya pranata, lembaga ataupun organisasi sosial . 1.	Kerja sama  Kerja sama adalah suatu usaha bersama yang di lakukan orang prorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama kerja sama sering di lakukan setiap manusia mengingat keududkan merka sebgai makhluk sosial.  2.	Asimilasi  Asimilasi adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama dengan demikian lambat laun tidak ada perbedaan antara individu dengan kelompok. Usaha usaha asimilasi meliputi mempererat kesatuan, tindakan,, sikap perasaan, dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama syarat sysrat terjadinya asimilasi anatara lain sebagai berikut. a)	Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda. b)	Terjadi pergaulan anatara individu atau kelompok secara intensif dalam ukuran waktu yang lama. c)	Kebudayaan masing masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri. 3.	Akulturasi  Akulturasi adalah proses sosial  yang timbul karena penerimaaan dan pengelolaan unsusr unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsusr unsur kebudayaan asli akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan  dalam jangka waktu yang lama . Dalam akulturasi unsur unur kebudayaan asing tersebut, melebur kedalam kebudayaan asli tetapi tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut. Terkadang kita sulit membedakan anatara asimilasi dan akulturasi sebab fenomena akulturasi hampir sama sengan asimilasi, perbedaannya  adalah peleburan kebudayaan dua masyrakat di dalam akulturasi tidak menimbulkan hilangnya kpribadian asli kedua masyarakat itu unsur unsur tertentu juga yang melebur unsur itu menjadi bagian kebudayaaan yang menyerapnya, tanpa mengubah ciri ciri masyarakat bersangkutan. 4.	Akomodasi  Akomodasi adalah cara menyelesaikan pertentangan antara dua pihak tanpa penghancurkan salah satu pihak sehingga kepribadian masing masing pihak tetap terpelihara. Tujuan dilakukakannya akomodasi sebagai berikut : a)	Mengurangi pertentangan akibat perbedaan paham  b)	Mencegah munculnya pertentangan untuk sementara waktu  c)	Mewujudkan kerja sama anatara kompleks kelompok yang hidup terpisah  Selain itu dalam tinjauan sosiologi terdapat aturan terkait dengan interaksi sosial, yaitu sebagai berikut: a)	Aturan mengenai waktu Waktu adalah hal yang tidak terlihat, tetapi sangat berharga bagi seorang pelajar atau seorang pekerja waktu sangat menentukan dalam sebuah penerapan, namun, setiap individu mempunyai sudut panadang yang berbeda terhadap waktu bagi mereka yang menghargai waktu, cenderung akan tumbuh menjadi pribadi yang displin dapat memaksimalkan waktu dengan baik setiap aktivitas ia kerjakan dengan cepat dan teliti dan cermat sebaliknya bagi mereka yang kurang menghargai waktu, tidak dapat memanfaatkan waktu semaksima, mereka terbiasa menunda pekerjaan hingga muncul istilah jam karet. Sebagai contoh di inggris keterlambatan seseorang pembicara dalam forum akan di anggap menghina majelis seminar dan di anggap sebagai perbuatan tidak bertanggung jawab shingga hal tersebut menimbulkan sanksi sosial bagi orang yang terlambat tersebut, berbeda dengan Indonesia keterlambatan pembicara pada sebuah acara seminar atau diskusi sudah lazim terjadi dan masyarakat tidak begitu mempermasalahkan hal tersebut. b)	Atauran mengenai gerak tubuh  Untuk berinteraksi dengan orang lain kita kadang menggunakan bahasa non verbal misalnya menggunakan gerak tubuh. K ajian terhadap gerak tubuh di sebut dengan istilah kinisika, sebgai contoh mengangguk sebagai tanda ya atau setuju menggelengkan kepala sebagai tanda tidak atau tidak setuju gerakan tubuh yang di gerakan untuk komunikasi bisa bervariasi ada gerakan kepala, kedipan mata, mengangkat bahu dan sebagainya namun tidak semua masyarakat mempunyai penafsiran yang sama terhadap gerakan tubuh, oleh karena itu penggunaan bahasa non verbal hanya efektif bagi masyarakat yang mempunyai penafsiran yang sama terhadap gerakan tubuh sebagai isyarata apabila hal ini di terapkan pada semua kelompok masyarakat, dapat menimbulkan salah paham yang artinya dapat berujung konflik. c)	Aturan mengenai ruang  Atauran menganai ruang bersumber pada teori yang di sampaikan oleh Edward.T, hall pada tahun 1986 mengenai konsep jarak sosial menurut teori tersebut di keteahui bahwa dalam sebuah interaksi sosial terdapat empat macam jarak yaitu sebagai berikut:  1)	Jarak Intim, sebuah interaksi sosial di kategorikan sebagai jarak intim, apabila interaksi berlangsung pada jarak 0-45 cm. Orang yang berada jarak intim memiliki kecenderungan untuk berusaha  menghindari kontak tubuh serta pandangan mata dengan orang di sekitarnya, contohnya: saat seseorang berdesakan dalam antrean karcis atau seseorang berdesakan dalam kendaraan umum. 2)	Jarak pribadi, sebuah interaksi sosial di kategorikan sebagai jarak pribadi apabila berlangsung pada jarak 45 cm-1,22 m. Interaksi denganjarak ini pada umumnya berlangsung pada orang orang dekat atau keluarga, seperti anatara anak dan ibunya. 3)	Jarak sosial, sebuah interaksi sosial di kategorikan sebgai jarak sosial apabila inetraksi berlangsung pada jarak 1,22m-3,66m interaksi dengan jarak ini terjalin pembinaan yang wajar tanapa terjadi sentuhan fisik contohnya interaksi anatara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau interaksi anatara penjual dan pembeli di pasar. 4)	Jarak public, sebuah interaksi sosial di kategorikan sebagai jarak public apabila interaksi berlangsung pada jarak di atas 5,66 m contoh interaksi ini ini adalah asasi atau kampanya yang di lakukan oleh seorang politisi di depan audien oleh karena itu jarak yang relative jauh, pada saat berlangsungnyaa interaksi ini perlu di perhatikan interaksi susra danjuga pemilihan kalimat yang tepat agar pesan yang di samapaikan dalam interaksi sosial dapat tersampaikan dengan baik. 3.2	 Hakikat Interaksi Sosial Sebagai Sebuah Hubungan dalam Masyarakat Menurut Kajian Agama Islam Interaksi sosial dalam tijauan agama islam pada dasarnya telah di atur dalam Al-qur’an dan Hadist, hal ini terbukti dengan banyaknya ayat ayat Al-qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW, yang mengatur tentang pergaualan yang di lakukan tersebut, bahkan bertujuan untuk sesuatau yang maksiat seperti islam. Dalam islam di perbolehkan interaksi dengan cara islami sesuai syariat yang telah di atur dalam al qur’an dan hadist, interaksi hendaknya sesuatu yang membawa kepada kebaikan dan saling mengingatkan agar tidak terjerumus pada kemungkaran. Hal ini sesuai dengan firman ALLAH dalam Q.S Ali Imran ayat 104. ولْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. Di samping itu interaksi dalam agama islam menganjurkan untuk seantiasa bergaul dengan orang orang yang sholih sehingga kita nantinya dapat menjadi teladan yang baik, dapatmengambil ilmu darinya serta dapat mencegah kita dari oergaulan yang tidak sehat ( tidak sesuai dengan syariat islam) sehingga pergaulan tersebut berdampak potif dan menjadi sarana kita untuk memperbaiki diri. Hal tersebut sebgai firman Allah SWT. Q.S At-Taubah ayat 119:  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar”. Untuk menjalin persaudaraan dengan bersilaturahmi dan menjaga kedamaian dengan sesama silahturami yang di lakukan dengan niat ibadah dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Tujuan pergaulan Islam untuk silahturahmi sesuai dengan Q.S  An-Nissa’ayat 1. يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”. Pergaulan manusia di dalam lingkup kehidupannya dalam sebuah pergaulan seorang muslim haruslah menanamkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari, yang mana di klarifikasikan ke dalam beberapa lingkup pergaulan antara lain sebagai berikut. a.	Bergaul dengan orang tua, yaitu dengan berkata sospan santun, lemah lembut jika hendak pergi meminta ijin dan mengucapkan salm senantiasa senantiasa patuh terhadap perintahnya selalu membantu serta mendo’akan orang tua firman Allah SWT.  Q.S An-Nissa’, 4:36, yang artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua”,  b.	Bergaul dengan guru, yaitu dengan selalu mentaati perintahnya, berkata sopan ketika mengikuti pelajarnnya ikhlas penuh kesabaran dalam mengikuti pelajarannya, serta mendo’akan guru dalam hadis disebutkan. (H.R. Abu Hasan Al Mawaidi.) c.	Bergaul dengan lawan jenis, islam telah memberi rambu rambu (batasan) yang harus di perhatikan anatara laki laki dengan perempuan anatara lain wanita harus menutup aurat yang tepat, masing masing hendaknya, menjaga diri jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas(zina) kewajiban laki laki menghormati wanita serta menjaga diri dari minuman minuman keras obat obatan yang berbabahayadan terlarang.  d.	Pergaualan dengan teman sebaya, yaitu dengan cara menghargai, tidak suka menghina sesama, saling menasihati, mendahulukan kepentingan bersama dari pada diri sendiri serta bertutur kata yang lembut. 3.3	Perbedaan Hakikat Interaksi Sosial Sebagai Sebuah Hubungan dalam Masyarakat Menurut Kajian Sosiologis Dan Agama Islam. Pada pembahasan ini akan dikaji tentang hakikat interaksi sosial sebagai sebuah hubungan dalam masyarakat, di tinjau dari segi sosiologi dan agama setelah kita mengkaji keduanya dalam pembahsan sebelumnya. Hakikat interaksi sosial sebagai sebuah hubungan dalam masyarakat di tinjau dari sosiologis dapat di bedakan menjadi 2 yaitu interaksi sosial positif, dan negative. Berikut ini macam - macam interaksi sosial positif yakni; 1.	Kerja sama Kerja sama adalah suatu usaha yang di lakukan orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama, kerja sam sering di lakukan setiap manusia mengingat kehidupan mereka sebagai makhluk sosial kerja sama terjadi mulai dari lingkungan terdekat kita yaitu keluarga, sebagai contoh sederhana ketika anda hendak makan anda menunggu ibu memasak saat hendak memasak ibu membutuhkan sayur yang di jual oleh pedagang keliling atau pedagang di pasar. Tidak ada kegiatan kita yang dapat tercapai tanpa adanya kerja sama, kerja sam dapat berlangsung ketika individu yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki kesadaran untuk bekerja sama, dalam mencpai kepentingan mereke. 2.	Asimimilasi  Asimilasi adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama dengan demikian lambat laun tidak ada perbedaan antara individu dengan kelompok. Usaha usaha asimilasi meliputi mempererat kesatuan, tindakan,, sikap perasaan, dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. 3.	Akulturasi  Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena penerimaaan dan pengelolaan unsusr unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsusr unsur kebudayaan asli akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan  dalam jangka waktu yang lama . Dalam akulturasi unsur unur kebudayaan asing tersebut, melebur kedalam kebudayaan asli tetapi tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut. hilangnya kpribadian asli kedua masyarakat itu unsur unsur tertentu juga yang melebur unsur itu menjadi bagian kebudayaaan yang menyerapnya, tanpa mengubah ciri ciri masyarakat bersangkutan. 4.	Akomodasi  Akomodasi adalah cara menyelesaikan pertentangan antara dua pihak tanpa penghancurkan salah satu pihak sehingga kepribadian masing masing pihak tetap terpelihara. Berikut ini macam -  macam interaksi sosial negatif yakni: 1.	Persaingan  Persaingan merupakan  proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi apabila ada banyak pihak yng menginginkan hal yang sama sedangkan jumlahnya terbatas, persaingan bisa dikatakan sehat apabiladi lakukan dengan cara yang jujur dan sesuai dengan aturan main yang berlaku tanpa adanya paksaan atau kekerasan. Persaingan sehat bisa menimbulkan hal positif bagi pelakunya, misalnya motifasi, dan dorongan untuk menjadi lebih baik sebaliknya, persaingan dikatakan tidak sehat apabila di lakukan dengan anacaman kekerasan dan menimbulkan akibat buruk bagi semua pihak. 2.	Kontroversi  Kontroversi merupakan proses sosial yang berbeda di antara persaingan dan pertentangan kontroversi di tandai dengan adanya sikap ketidak pastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak di ungkapkan secara terbuka. Penyebab kontroversi yaitu adanya perbedaan pendidnian kalangan tertentu dengan kalangan laian di masyarakat,. Wujud kontroversi berupa siakap tidak senang, baiksecara tersembunyi, maupun terang terangan. 3.	Konflik  Purmusuhan (konflik) merupakan proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya , permusuhan atau konflik di awali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius hingga sulit didamaikan atau di temukan kesamaannya, konflik menjadi berbahaya jika meluas dan menimbulkan kekerasan sehingga merugikan banyak pihak. Setelah mengkaji hakikat interaksi sosial dalam kajian sosiologis, selanjutnya akan dikaji mengenai hakikat interaksi sosial dalam sudut pandang agama. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menemukan perbedaannya sudut pandang sosiologis dan agama mengenai hakikat interaksi sosial sebuah hubungan dalam masyarakat. Sebagaimana yang telah dibahas pada bahasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa interaksi sosial sebagai sebuah hubungan dalam masyarakat menurut kajian sosiologis dapat berupa interaksi sosial yang bersifat positif dan negatif, karena mengingat sosiologi sebagai disiplin ilmu pengetahuan salah satu sifatnya adalah non – etis. Artinya, bukan memandang baik atau buruknya realita sosial. Hal ini berbeda dengan, konsep islam sebagai sebuah agama yang syarat akan nilai sehingga jika ditinjau dalam konsep interaksi sosial haruslah mencangkup berbagai hubungan yang bersifat positif. Islam telah mengajarkan konsep pergaulan melalui berbagai ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW, yang mana pada hakikatnya pergaulan sesama manusia. Haruslah diniatkan karna ibadah dengan tujuan positif. Karena itu, hubungan sesama manusia lebih dikenal dengan istilah silaturohim. Karena Islam memandang hubungan antar manusia, atau yang dalam membahas sosiologis dikenal dengan istilah sosiologis sebagai sebuah hubungan yang harus bernilai positif, maka islam sebagai sebuah agama yang kaffah telah mengatur berbagai pergaulan manusia dengan nilai – nilai Islami. Pergaulan dalam konsep islam mencangkup beberapa hal berikut ini : a.	Bergaul dengan orang tua, yaitu dengan berkata sospan santun, lemah lembut jika hendak pergi meminta ijin dan mengucapkan salm senantiasa senantiasa patuh terhadap perintahnya selalu membantu serta , mendoakan orang tua. b.	Bergaul dengan guru, yaitu dengan selalu mentaati perintahnya, berkata sopan ketika mengikuti pelajarnnya ikhlas penuh kesabaran dalam mengikuti pelajarannya, serta mendo’akan guru. c.	Bergaul dengan lawan jenis, islam telah memberi rambu rambu (batasan) yang harus di perhatikan anatara laki laki dengan perempuan anatara lain wanita harus menutup aurat yang tepat, masing masing hendaknya, menjaga diri jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas(zina) kewajiban laki laki menghormati wanita serta menjaga diri dari minuman minuman keras obat obatan yang berbabahayadan terlarang.  d.	Pergaualan dengan teman sebaya, yaitu dengan cara menghargai, tidak suka menghina sesama, saling menasihati, mendahulukan kepentingan bersama dari pada diri sendiri serta bertutur kata yang lembut.
LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG INTERAKSI SOSIAL BAB 3

3.2   Hakikat Interaksi Sosial Sebagai Sebuah Hubungan dalam Masyarakat Menurut Kajian Agama Islam

Interaksi sosial dalam tijauan agama islam pada dasarnya telah di atur dalam Al-qur’an dan Hadist, hal ini terbukti dengan banyaknya ayat ayat Al-qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW, yang mengatur tentang pergaualan yang di lakukan tersebut, bahkan bertujuan untuk sesuatau yang maksiat seperti islam.

Dalam islam di perbolehkan interaksi dengan cara islami sesuai syariat yang telah di atur dalam al qur’an dan hadist, interaksi hendaknya sesuatu yang membawa kepada kebaikan dan saling mengingatkan agar tidak terjerumus pada kemungkaran. Hal ini sesuai dengan firman ALLAH dalam Q.S Ali Imran ayat 104.

ولْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

Di samping itu interaksi dalam agama islam menganjurkan untuk seantiasa bergaul dengan orang orang yang sholih sehingga kita nantinya dapat menjadi teladan yang baik, dapatmengambil ilmu darinya serta dapat mencegah kita dari oergaulan yang tidak sehat ( tidak sesuai dengan syariat islam) sehingga pergaulan tersebut berdampak potif dan menjadi sarana kita untuk memperbaiki diri. Hal tersebut sebgai firman Allah SWT. Q.S At-Taubah ayat 119:

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar”.

Untuk menjalin persaudaraan dengan bersilaturahmi dan menjaga kedamaian dengan sesama silahturami yang di lakukan dengan niat ibadah dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Tujuan pergaulan Islam untuk silahturahmi sesuai dengan Q.S  An-Nissa’ayat 1.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”.

Pergaulan manusia di dalam lingkup kehidupannya dalam sebuah pergaulan seorang muslim haruslah menanamkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari, yang mana di klarifikasikan ke dalam beberapa lingkup pergaulan antara lain sebagai berikut.

a.       Bergaul dengan orang tua, yaitu dengan berkata sospan santun, lemah lembut jika hendak pergi meminta ijin dan mengucapkan salm senantiasa senantiasa patuh terhadap perintahnya selalu membantu serta mendo’akan orang tua firman Allah SWT.  Q.S An-Nissa’, 4:36, yang artinya:

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua”,

b.      Bergaul dengan guru, yaitu dengan selalu mentaati perintahnya, berkata sopan ketika mengikuti pelajarnnya ikhlas penuh kesabaran dalam mengikuti pelajarannya, serta mendo’akan guru dalam hadis disebutkan. (H.R. Abu Hasan Al Mawaidi.)

c.       Bergaul dengan lawan jenis, Islam telah memberi rambu rambu (batasan) yang harus di perhatikan anatara laki laki dengan perempuan anatara lain wanita harus menutup aurat yang tepat, masing masing hendaknya, menjaga diri jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas(zina) kewajiban laki laki menghormati wanita serta menjaga diri dari minuman minuman keras obat obatan yang berbabahayadan terlarang.

d.      Pergaualan dengan teman sebaya, yaitu dengan cara menghargai, tidak suka menghina sesama, saling menasihati, mendahulukan kepentingan bersama dari pada diri sendiri serta bertutur kata yang lembut.

3.3        Perbedaan Hakikat Interaksi Sosial Sebagai Sebuah Hubungan dalam Masyarakat Menurut Kajian Sosiologis Dan Agama Islam.

Pada pembahasan ini akan dikaji tentang hakikat interaksi sosial sebagai sebuah hubungan dalam masyarakat, di tinjau dari segi sosiologi dan agama setelah kita mengkaji keduanya dalam pembahsan sebelumnya. Hakikat interaksi sosial sebagai sebuah hubungan dalam masyarakat di tinjau dari sosiologis dapat di bedakan menjadi 2 yaitu interaksi sosial positif, dan negative. Berikut ini macam - macam interaksi sosial positif yakni;

1.         Kerja sama

Kerja sama adalah suatu usaha yang di lakukan orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama, kerja sam sering di lakukan setiap manusia mengingat kehidupan mereka sebagai makhluk sosial kerja sama terjadi mulai dari lingkungan terdekat kita yaitu keluarga, sebagai contoh sederhana ketika anda hendak makan anda menunggu ibu memasak saat hendak memasak ibu membutuhkan sayur yang di jual oleh pedagang keliling atau pedagang di pasar. Tidak ada kegiatan kita yang dapat tercapai tanpa adanya kerja sama, kerja sam dapat berlangsung ketika individu yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki kesadaran untuk bekerja sama, dalam mencpai kepentingan mereke.

2.         Asimimilasi

Asimilasi adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama dengan demikian lambat laun tidak ada perbedaan antara individu dengan kelompok. Usaha usaha asimilasi meliputi mempererat kesatuan, tindakan,, sikap perasaan, dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

3.         Akulturasi

Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena penerimaaan dan pengelolaan unsusr unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsusr unsur kebudayaan asli akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan  dalam jangka waktu yang lama . Dalam akulturasi unsur unur kebudayaan asing tersebut, melebur kedalam kebudayaan asli tetapi tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut. hilangnya kpribadian asli kedua masyarakat itu unsur unsur tertentu juga yang melebur unsur itu menjadi bagian kebudayaaan yang menyerapnya, tanpa mengubah ciri ciri masyarakat bersangkutan.

4.         Akomodasi

Akomodasi adalah cara menyelesaikan pertentangan antara dua pihak tanpa penghancurkan salah satu pihak sehingga kepribadian masing masing pihak tetap terpelihara.

Berikut ini macam -  macam interaksi sosial negatif yakni:

1.         Persaingan

Persaingan merupakan  proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi apabila ada banyak pihak yng menginginkan hal yang sama sedangkan jumlahnya terbatas, persaingan bisa dikatakan sehat apabiladi lakukan dengan cara yang jujur dan sesuai dengan aturan main yang berlaku tanpa adanya paksaan atau kekerasan.

Persaingan sehat bisa menimbulkan hal positif bagi pelakunya, misalnya motifasi, dan dorongan untuk menjadi lebih baik sebaliknya, persaingan dikatakan tidak sehat apabila di lakukan dengan anacaman kekerasan dan menimbulkan akibat buruk bagi semua pihak.

2.         Kontroversi

Kontroversi merupakan proses sosial yang berbeda di antara persaingan dan pertentangan kontroversi di tandai dengan adanya sikap ketidak pastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak di ungkapkan secara terbuka. Penyebab kontroversi yaitu adanya perbedaan pendidnian kalangan tertentu dengan kalangan laian di masyarakat,. Wujud kontroversi berupa siakap tidak senang, baiksecara tersembunyi, maupun terang terangan.

3.         Konflik

Purmusuhan (konflik) merupakan proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya , permusuhan atau konflik di awali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius hingga sulit didamaikan atau di temukan kesamaannya, konflik menjadi berbahaya jika meluas dan menimbulkan kekerasan sehingga merugikan banyak pihak.

Setelah mengkaji hakikat interaksi sosial dalam kajian sosiologis, selanjutnya akan dikaji mengenai hakikat interaksi sosial dalam sudut pandang agama. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menemukan perbedaannya sudut pandang sosiologis dan agama mengenai hakikat interaksi sosial sebuah hubungan dalam masyarakat.

Sebagaimana yang telah dibahas pada bahasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa interaksi sosial sebagai sebuah hubungan dalam masyarakat menurut kajian sosiologis dapat berupa interaksi sosial yang bersifat positif dan negatif, karena mengingat sosiologi sebagai disiplin ilmu pengetahuan salah satu sifatnya adalah non – etis. Artinya, bukan memandang baik atau buruknya realita sosial. Hal ini berbeda dengan, konsep islam sebagai sebuah agama yang syarat akan nilai sehingga jika ditinjau dalam konsep interaksi sosial haruslah mencangkup berbagai hubungan yang bersifat positif.

Islam telah mengajarkan konsep pergaulan melalui berbagai ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW, yang mana pada hakikatnya pergaulan sesama manusia.

Haruslah diniatkan karna ibadah dengan tujuan positif. Karena itu, hubungan sesama manusia lebih dikenal dengan istilah silaturohim. Karena Islam memandang hubungan antar manusia, atau yang dalam membahas sosiologis dikenal dengan istilah sosiologis sebagai sebuah hubungan yang harus bernilai positif, maka islam sebagai sebuah agama yang kaffah telah mengatur berbagai pergaulan manusia dengan nilai – nilai Islami. Pergaulan dalam konsep islam mencangkup beberapa hal berikut ini :

a.    Bergaul dengan orang tua, yaitu dengan berkata sospan santun, lemah lembut jika hendak pergi meminta ijin dan mengucapkan salm senantiasa senantiasa patuh terhadap perintahnya selalu membantu serta , mendoakan orang tua.

b.   Bergaul dengan guru, yaitu dengan selalu mentaati perintahnya, berkata sopan ketika mengikuti pelajarnnya ikhlas penuh kesabaran dalam mengikuti pelajarannya, serta mendo’akan guru.

c.    Bergaul dengan lawan jenis, islam telah memberi rambu rambu (batasan) yang harus di perhatikan anatara laki laki dengan perempuan anatara lain wanita harus menutup aurat yang tepat, masing masing hendaknya, menjaga diri jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas(zina) kewajiban laki laki menghormati wanita serta menjaga diri dari minuman minuman keras obat obatan yang berbabahayadan terlarang.

d.   Pergaualan dengan teman sebaya, yaitu dengan cara menghargai, tidak suka menghina sesama, saling menasihati, mendahulukan kepentingan bersama dari pada diri sendiri serta bertutur kata yang lembut.

LINK TERKAIT:

LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG INTERAKSI SOSIAL BAB 1

LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG INTERAKSI SOSIAL BAB 2 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment for "LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG INTERAKSI SOSIAL BAB 3"