LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG DEKADENSI MORAL BAB 3
DEKADENSI MORAL REMAJA DI ERA GLOBALISASI DISUSUN OLEH LULUK ARROIZAH SISWI KELAS XII IPS MAS ANNURIYYAH RAMBIPUJI-JEMBER
LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG DEKADENSI MORAL
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor Internal Penyebab Terjadinya
Dekadensi Moral Remaja di Era Globalisasi
Moral
remaja yang dirasakan sangat mengganggu kehidupan masyarakat, Sebenarnya bukan
suatu keadaan yang berdiri sendiri dekadensi moral akan muncul karena beberapa
faktor penyebab kenakalan remaja:
Faktor
pribadi setiap anak memiliki kepribadian khusus, dan keadaan khusus pada anak
ini dapat menjadi sumber munculnya perilaku menyimpang keadaan khusus ini
adalah keadaan konstusi ialah potensi bakat atas sifat dasar anak yang kemudian
melalui proses perkembangan kematangan atau rangsangan dari lingkungan menjadi
aktual (Gunarsa, 2004).
3.2 Faktor Eksternal Penyebab Terjadinya
Dekadensi Moral Remaja di Era Globalisasi
A. Faktor Keluarga
Faktor
keluarga mempunyai peranan yang besar terhadap perkembangan sosial pada anak.
keluarga secara langsung atau dak langsung akan berhubungan terus menerus
dengan baik komat memberikan rangsangan melalui berbagai corak komunikasi
antara orang tua dengan anak, hubungan antar pribadi dalam keluarga yang melipu
pula hubungan antara saudara menjadi faktor yang penng terhadap munculnya
perilaku yang tergolong akar. struktur tanggung jawab dalam sebuah keluarga
secara umum bahwa ayah bertugas mencari nafkah sedangkan ibu bertugas merawat
rumah dan anak-anak sehingga fungsi ibu dalam proses pengasuhan dan pendidikan
terhadap anak sangat penng. fungsi Ibu tersebut dapat mengalami hambatan jika
Ibu keluar dari jalur tanggung jawabnya.
ikut bekerja di luar rumah, sehingga pengasuhan dan pendidikan terhadap
anak bisa kurang maksimal (Gunarsa, 2004). Pada hakikatnya nya, kondisi
keluarga menyebabkan mbulnya dekadensi moral atau anak bersifat Kompleks
mengingat banyaknya faktor penyebab dekadensi moral dan remaja yang berasal
dari lingkungan keluarga, maka di bawah ini akan diuraikan diantaranya adalah :
1.
Anak yang kurang mendapatkan kasih sayang
dan perhaan orang tua terutama disebabkan:
a.
Karena kelahiran anak yang dak disenangi
atau dak dikehendaki.
b.
Karena kedak harmonisan dalam kehidupan
rumah tangga
c.
Karena kesibukan kesibukan di luar rumah
tangga.
d.
Karena mengalami keretakan keluarga
(Arifin, 1994:83).
2.
Kondisi sosial ekonomi keluarga.
Kondisi
sosial ekonomi keluarga yang dak memungkinkan remaja untuk memiliki
simbol-simbol status sosial yang sama dengan yang dimiliki teman-temannya, akan
membuat remaja merasa rendah diri atau minder dalam pergaulan sosial bahkan
menghambat perkembangan dan kemajuannya. sebaliknya, kondisi sosial ekonomi
keluarga yang mapan, akan membuat remaja sangat percaya diri dan cepat
berkembang mencapai kemajuan yang diharapkan k akan tetapi, gambaran ini dak
selamanya demikian, karena Terkadang ada juga remaja yang berada dalam kondisi
sosial ekonomi kurang terpacu untuk memperbaiki kondisinya dan dak pernah
berhen berusaha sebelum mencapai keberhasilan. Sebaliknya, ada pula remaja yang
nggal dalam keluarga berstatus ekonomi mapan justru dak mengalami kemajuan,
bahkan berperilaku menyimpang, karena merasa bahwa segala kebutuhannya sudah
terpenuhi sehingga dak perlu lagi berusaha keras untuk meraih kesuksesan
(Wilis, 1981: 63)
3.
Keluarga yang dak harmonis (Migwar, 2011:
202-203).
Kedak
harmonisan hubungan antara remaja dan keluarga menjadi sebab pengaruhi oleh
banyak faktor antara lain: perceraian orang tua sudah ada, orang tua dan anggota
keluarga lainnya dak mau menger tugas perkembangan remaja, atau remaja sendiri
dak mau peduli terhadap tugas-tugas yang seharusnya dipikul dalam keluarga.
suasana ini yang menjadikan keluarga itu menjadi robek lebih dikenal dengan
sebutan broken home. Remaja yang di dalam keluarganya mengalami broken home
akan lebih cenderung mengalami banyak masalah emosional, moral dan sosial.
suasana rumah yang penuh konflik akan berpengaruh negaf terhadap kepribadian
dan kebahagiaan remaja yang mereka melampiaskan perasaan jiwanya dalam berbagai
pergaulan dan perilaku yang menyimpang.
B. Faktor Masyarakat / Lingkungan
Keadaan
masyarakat dan kondisi lingkungan dalam berbagai corak dan bentuknya akan
berpengaruh baik langsung maupun dak langsung terhadap anak-anak remaja Dimana
mereka berkelompok perubahan-perubahan masyarakat yang berlangsung secara cepat
dan ditandai dengan periswa-periswa yang menegangkan : persaingan dalam bidang
perekonomian pengangguran, keanekaragaman media dan lemahnya keagamaan. Selain
itu sebab-sebab kemerosotan moral remaja yang berasal dari masyarakat atau
lingkungan yakni:
1.
Kurangnya pelaksanaan ajaran-ajaran agama
secara berkala, masyarakat dapat pula menjadi penyebab bagi terjangkitnya
kemerosotan moral remaja terutama sekali di lingkungan masyarakat yang kurang
sekali melaksanakan ajaran ajaran agama yang dianutnya di dalam ajaran agama
yang banyak sekali hal-hal yang dapat membantu pembinaan anak-anak pada umumnya
dan remaja secara khusus ik misalnya ajaran tentang berbuat baik terhadap orang
tua, beramal sholeh kepada masyarakat, tolong menolong, tidak memfitnah, adu
domba, dan melakukan kekerasan serta sebagainya. akan tetapi tindakan atau
perbuatan masyarakat kadang yang bertentangan dengan norma-norma agama. Masyarakat
yang kurang beragama ti yang disebutkan di atas akan menjadi sumber berbagai
kejahatan ti kekerasan tidak mempunyai etika yang baik dan lain sebagainya. tingkah
laku yang ti itu akan mudah mempengaruhi anak-anak dari remaja yang sedang
berada di dalam masa perkembangan.. akan tetapi ndakan atau perbuatan
masyarakat Padang yang bertentangan dengan norma-norma agama. masyarakat yang
kurang beragama ti yang disebutkan di atas akan menjadi sumber berbagai
kejahatan ti kekerasan dak mempunyai eka yang baik dan lain sebagainya. ngkah
laku yang itu akan mudah mempengaruhi
anak-anak dari remaja yang sedang berada di dalam masa perkembangannya.
2. Kekurangannya pengawasan terhadap remaja sebagian remaja beranggapan bahwa orang tua dan guru terlalu ketat sehingga dak memberikan kebebasan baginya. Sebagian lainnya mengatakan bahwa orangtua mereka dan bahkan guru dak pernah memberikan pengawasan terhadap ngkah laku remaja sehingga menimbulkan berbagai kendala k sebenarnya soal pengawasan hendaknya telah dimulai sejak kecil sebab jika anak masih kecil mereka memerlukan bimbingan yang baik dan terarah karena anak-anak belum memiliki kemampuan berdiri sendiri dan setelah dewasa kewibawaan orang tua itu akan tetap berpengaruh terhadap dirinya, sehingga kemanapun ia pergi ngkahlaku terpengaruh oleh kewibawaan orang tuanya. Jika pengawasan terhadap anak baru dimulai dengan ketat di waktu remaja disinilah permulaan mbulnya konflik antara anak dan orang tua. pengawasan terhadap remaja yang dimaksudkan untuk menghindarkan ngkah laku yang kurang baik dan menumbuhkan ngkah laku yang posif bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat secara umum. pengawasan bukan berar menutup kebebasan mereka melainkan memberikan bimbingan kearah perkembangan yang wajar dengan berbagai usaha pendidikan remaja di sekolah maupun di masyarakat (Willis, 1981:66-68).
C. Faktor Media Massa
Kehadiran
televisi dalam kehidupan masyarakat memang sangat menyenangkan, selain sebagai
sumber pengetahuan, televisi merupakan sarana hiburan yang menyenangkan k
namun, keterbukaan dan kebebasan pada pra globalisasi saat ini, membawa
televisi dampak yang memprihankan terutama dalam dunia pendidikan anak-anak.
masa anak-anak dan remaja yang seharusnya digunakan untuk menuntut ilmu yang
guna masa depannya kelak, malah disalahgunakan k seluruh waktunya dihabiskan
untuk berada di depan layar televisi yang telah kehilangan fungsi. televisi
seharusnya memberikan hiburan untuk membangun akhlak tetapi justru pemirsa baik
anak-anak maupun dewasa dalam bidang teknologi yang sangat mendidik (Nurul
Zuriah, 2008:175).
Di
samping itu secara umum menyebabkan mbulnya perilaku menyimpang dikalangan
remaja diantaranya adalah sebagaimana yang dijelaskan sebagai berikut:
Pertama,
longgarnya pegangan terhadap agama dengan longgarnya pegangan seseorang pada
agama maka hilanglah kekuatan pengontrolan yang ada di dalam dirinya. dengan
demikian k satu-satunya alat pengawas dan pengaturan moral yang dimilikinya
adalah masyarakat dengan hukum dan peraturan. biasanya pengawasan masyarakat
itu dak sekuat pengawasan dari dalam dirinya sendiri apabila dalam masyarakat
itu banyak orang yang melakukan pelanggaran dengan sendirinya orang yang kurang
Iman tadi akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran yang sama (Zakiah
Daradjat, 1978: 66).
Kedua,
kurang efekfnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah,
maupun masyarakat. Pembinaan moral di rumah tangga misalnya harus dilakukan
anak-anak masih kecil. Sesuai dengan kemampuan dan umurnya anak akan dibesarkan
tanpa mengenal moral itu. pembinaan moral yang dilakukan di rumah tangga bukan
dengan menyuruh menghafal rumusan tentang baik dan buruk melainkan harus
dibiasakan sekolah pun memiliki peranan penng dalam pembinaan moral anak didik
untuk menumbuhkan sikap moral yang demikian, pendidikan agama di sekolah harus
dilakukan secara intensif agar ilmu dan amal dapat dirasakan anak di sekolah k
Apabila pendidikan agama atau moral diabaikan di sekolah, maka didikan agama
dan moral yang diterima di rumah dak akan berjalan dengan baik, bahkan mungkin
paradoks, dan berdampak pada kegagalan pendidikan moral. masyarakat juga
memiliki pembinaan moral hadirnya masyarakat rusak moralnya akan sangat
berpengaruh pada perkembangan moral anak harus diatasi dengan begitu kega
instansi pendidikan ini harus Berjalan seiring dalam pendidikan atau pembinaan
moral (Maragustam, 2010:118).
Kega,
derasnya arus budaya materialiss, hedoniss dan sekulariss, banyak informasi yang kita ketahui melalui
beberapa media cetak atau elektronik. Gejala menyimpang terjadi karena pola
hidup yang semata-mata kejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu, dan dak
mengindahkan nilai-nilai agama. Arus budaya yang demikian termasuk faktor yang
paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja dan generasi Tunas
Bangsa.
Keempat,
belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah, pemerintah yang
diketahui memiliki kekuasaan power, uang, teknologi, sumber daya manusia
nampaknya Belum menunjukkan kemauan yang sungguh-sungguh untuk melakukan
pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semakin diperparah lagi oleh adanya
ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang,
kekayaan, dan sebagainya dengan cara yang sama sekali dak mendidik. Bahkan sama
sekali dak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa (Abuddin Nata,
2012: 207).
3.3
Cara
Mengatasi Dekadensi Moral Remaja
Sebagaimana
yang kita telah ketahui bersama dekadensi moral merupakan kemerosotan yang
terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu adapun upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi dekadensi moral remaja antara lain sebagai
berikut:
1.
Pengawasan dan perhatian orang tua
Orang tua sangat berperan penting dalam mendidik seorang anak tidak mengalami dekadensi moral. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan keluarga terdekat sang anak dimana orang tua selalu tahu keadaan sang anak dan membentuk anak menjadi merasa aman dan nyaman.
2.
Memberikan pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan
pendidikan yang sangat penting untuk diterapkan pada saat ini dimana zaman
sudah modern dan juga pengaruh globalisasi membuat semua budaya asing dapat
masuk ke Indonesia dengan mudah apabila tidak melakukan pendidikan karakter
maka budaya asing tersebut akan merusak karakter kita. pendidikan karakter akan
lebih baik jika dilakukan pada waktu anak usia dini di mana itu adalah awal
tumbuh kembang sang anak hingga akan mudah dalam melakukan pendidikan karakter.
3.
Penegakan hukum
Penegakan hukum juga merupakan hal
yang penting dalam dekadensi moral. Hal ini dapat dilihat bahwa pada
akhir-akhir ini di Indonesia penegakan hukum tidak lagi ti dulu dimana orang
yang memiliki kekuasaan tinggi maka ia dengan mudah membeli hukum sedangkan
rakyat kecil tidak bisa bertindak apa-apa.
4.
Memberikan pendidikan moral dan agama
Pendidikan agama
sangat penting dilakukan pada anak usia dini di mana Di dalam agama terdapat
nilai moral bagi manusia sehingga pada saat remaja akan mencegah adanya
dekadensi moral.
Dalang lain
dikatakan bahwa solusi untuk mengatasi faktor-faktor tersebut tentu ada titik
untuk mengatasi berbagai kerusakan moral yang terjadi pada generasi penerus
bangsa maka solusi untuk menanggapi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Menanamkan pendidikan karakter sejak dini
2.
Pemilihan teman bergaul dan lingkungan
yang tepat.
3.
Mampu memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baik mampu memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baik.
4.
Memperluas wawasan dan pengetahuan dalam
tanah ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial
5.
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam
diri meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam diri
6.
Mengadakan pendidikan moral dan
pengembangan karakter pada mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Hal ini harus ada
kerja sama antara tenaga pendidikan di sekolah dan juga orang tua dalam
membentuk karakter serta moral anak agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dan juga agama. Namun, yang menjadi catatan terbesar kita saat ini adalah
sistem pendidikan yang diterapkan oleh bangsa ini sebagai manapun kerasnya
mengajar nilai-nilai moralitas serta
keagamaan kepada para peserta didik, hal ini tidak akan menjamin untuk
membentuk karakteristik serta akhlak Sesuai yang diharapkan.
Post a Comment for "LAPORAN STUDI PUSTAKA TENTANG DEKADENSI MORAL BAB 3"